Brilio.net - Siapa bilang berkebaya itu kuno? Justru sentuhan modern di kebaya bikin salah satu pakaian khas Indonesia ini makin hits dan digemari banyak orang. Semangat untuk nguri-uri kabudayan (merawat dan melestarikan kebudayaan) dengan menggerakkan wanita Indonesia menggunakan kebaya atau pakaian tradisional Indonesia lain inilah yang membuat Margaretha Tinuk Suhartini dan tiga kawannya mendirikan Komunitas Perempuan Berkebaya Jogja pada Oktober 2015. Sebelumnya, komunitas perempuan berkebaya lebih dulu terbentuk di Jakarta pada Januari 2015 lalu.

Tinuk, demikian panggilan akrabnya, mengakui sudah mencintai dan memakai kebaya dan kain sejak dulu, namun intensitasnya menjadi lebih sering setelah membentuk Perempuan Berkebaya ini. "Dalam lima hari kerja, saya bisa empat hari bahkan setiap hari selalu memakai kain dan kebaya ke kantor," ujar wanita asli Ambarawa, Jawa Tengah ini.

Selain dia, pengurus Perempuan Berkebaya lainnya pun sudah menjadikan kebaya sebagai pakaian sehari-hari. Saat ini Perempuan Berkebaya telah memiliki anggota sekitar 60 orang dari berbagai kalangan, mulai dari remaja putri, mahasiswi, pegawai kantoran, anggora DPR maupun ibu rumah tangga.

perempuan berkebaya © 2016 brilio.net

foto: dok.pribadi Tinuk


Semangat tanpa batas Tinuk dalam melestarikan budaya dalam kehidupan sehari-hari ini dirasa tak memberatkannya sama sekali. "Dengan menggunakan kebaya sama sekali tidak membatasi aktivitas saya. Malah saya semakin pede dan merasa anggun saat memakainya," jelasnya.

Kisah Tinuk #BikinKerenIndonesia tentu bikin kamu bersemangat melakukan hal yang sama dong. Kamu pun bisa berkontribusi menceritakan sosok-sosok inspiratif yang udah #BikinKerenIndonesia dan berpeluang dapet hadiah, lho. Cek yuk informasi lengkapnya di telkomsel.com/bikinkerenindonesia sekarang juga ya...