Brilio.net - Kulitnya bersih, perawakannya tegap dan berotot, wajahnya masuk ukuran ganteng. Itu sedikit penggambaran Herry Wijayanto, anak kampung yang tengah menggantungkan cita-citanya menjadi ahli nuklir.

Perjalanan lulusan Pendidikan Kimia, Universitas 11 Maret Solo (UNS), menjadi calon ahli nuklir ini bermula dari perkenalannya dengan Tuswadi atau DR. Tus sekitar 2014 melalui Facebook.

"Sejak awal kuliah saya memang punya mimpi meneruskan kuliah di luar negeri. Lalu saya add friend dosen-dosen saya yang kuliah di luar negeri dari berbagai latar belakang. Mereka memberikan arahan. Nah salah satunya DR. Tus," kata Herry mengawali kisahnya kepada brilio.net.

Dari sana, lulusan SMA N 1 Banyumas ini, terhubung dengan DR. Tus. Herry menceritakan, DR. Tus lalu mengiriminya pesan di Facebook yang intinya menawarkan kesempatan kuliah di Jepang.

Herry DR Tus © Facebook

Herry (depan) sewaktu di Universitas Hiroshima untuk orientasi awal.

Sebagai orang yang baru mengenal, Herry mengaku sempat curiga pada awal-awal. "Beliau (DR. Tus) menanyakan mau nggak kuliah di Jepang. Awalnya curiga, tetapi setelah melihat profil Facebook DR. Tus saya menjadi yakin, apalagi beliau juga kuliah di sana," ujar mahasiswa yang baru diwisuda Februari lalu ini.

Singkat cerita, Herry lalu diminta DR. Tus untuk mempersiapkan segala sesuatunya guna meneruskan kuliah di Jepang. Bahasa, riset, dan segalanya diminta untuk dipersiapkan. Termasuk agama, mengingat Jepang adalah negara yang tak mengenal Tuhan. Setelah lulus dari UNS, Herry lalu diminta datang ke Banjarnegara, tempat di mana Rumah Pintar DR. Tus berada.

Herry DR Tus © Facebook

Berbagi ilmu dalam sebuah kesempatan.

"Beliau menyatakan saya punya potensi. Lalu kemudian saya mulai belajar di sini mempersiapkan diri untuk mendapatkan kesempatan kuliah di Jepang," ungkapnya. Herry beruntung, di bawah tempaan DR. Tus dan juga semangatnya sebagai anak desa meraih cita-cita, ia berhasil mendapatkan beasiswa sampai doktor di bidang radio kimia di Universitas Hiroshima. Herry akan mulai menempuh kuliahnya akhir September ini.

DR.Tus mengungkap bidang riset yang dipelajari Herry sangat dibutuhkan Indonesia di masa mendatang. "Kebutuhan akan ahli nuklir seperti Herry di masa depan diperlukan Indonesia," ujarnya.

Herry bukanlah satu-satunya anak muda berpretasi Tanah Air yang berhasil diarahkan DR. Tus menempuh pendidikan di Universitas Hiroshima. Sejak 2009 hingga akhir 2017 ini setidaknya sudah ada 25 pemuda-pemudi Indonesia yang sukses melanjutkan kuliah di sana.

Salah satu mahasiswa yang telah selesai meraih gelar S2 dari Universitas Hiroshima adalah Samudra Prihatin Hendra Basuki. Lulusan S1 Keperawatan Undip Semarang ini meraih master pendidikan di bidang ilmu alam. "Saya tidak hanya mendapat gelar akademis di sana. Tetapi juga mendapatkan banyak bekal kehidupan yang lain," ujarnya.

Herry DR Tus © Facebook

DR. Tus akan terus mewujudkan cita-citanya mendorong anak muda Indonesia kuliah di Jepang dan luar negeri.

DR. Tus mengatakan, mimpinya untuk mendorong putra-putri terbaik bangsa melanjutkan kuliah di Universitas Hiroshima atau universitas di luar negeri akan terus dilakukan.

"Tidak serupiah pun atau satu yen pun saya dibayar. Bayaranku adalah lebih baiknya masa depan pendidikan Indonesia," kata DR. Tus tentang cita-citanya itu.