Brilio.net - Anggota DPRD yang resmi terpilih untuk Kota Malang sudah dilantik pada Sabtu (24/8) lalu. Pelantikan diselenggarakan di Gedung DPRD Malang. Acara tersebut dimulai sejak pukul 09.00 WIB pagi. Ada sebanyak 45 anggota dewan yang dilantik.

Dari sekian banyak deretan nama, ada yang berhasil mencuri perhatian. Ya, salah seorang anggota baru termuda bernama Gagah Soeryo Pamoekti. Pemuda yang masih berusia 22 tahun itu, memiliki janji tidak akan korupsi selama menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. Gagah yang baru hari ketiga menjadi anggota DPRD, berusaha membentengi diri dengan pengetahuan cukup tentang korupsi.

"Saat ini saya sedang senang belajar tentang korupsi. Apa itu korupsi dan yang mengatur perkorupsian. Saya kira (aturan) sudah cukup baik untuk membackup kepentingan rakyat banyak, termasuk dengan prestasi KPK. Sehingga bisa membuat jera untuk niat korupsi para pejabat publik. Insya Allah (tidak tertarik)," ungkap Gagah Soeryo Pamoekti di Gedung DPRD Kota Malang, dilansir brilio.net dari Kapanlagi pada Selasa (27/8)

Gagah mengaku tidak akan melupakan arahan para seniornya, termasuk para dosen di kampus yang memberi banyak saran dan mengingatkan agar tidak korupsi. Apa yang terjadi di politik DPRD Kota Malang periode lalu harus menjadi pelajaran.
Ia pun sadar kalau posisinya sebagai anggota dewan bukan sebagai pekerjaan, tetapi lebih utama sebagai pengabdian diri atas amanat yang diberikan melalui para konstituennya. Gagah mengaku memiliki bisnis yang dapat mendukung kehidupannya.

"Saya seorang pebisnis. Saya punya usaha batik tulis Jelaket, juga guest house," tegasnya.

Gagah resmi menjadi anggota DPRD Kota Malang setelah pelantikan dan mengucapkan janji dan sumpah di gedung DPRD Kota Malang, Sabtu (24/8). Pria kelahiran 20 Desember 1996 itu merupakan lulusan SMAN 8 Kota Malang dan kini masih berstatus sebagai mahasiswa semester V Jurusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB). Kuliahnya berjalan semester 5 dan baru menempuh sekitar 70 SKS.

"Karena fakultas saya hukum, bisa bersinergi pekerjaan di kedewanan dan di kampus sebagai mahasiswa. Semakin membuat saya ingin selalu belajar. Yang di perkuliahan bisa saya aplikasikan di sini, dan apa yang menjadi dinamika di sini bisa saya kaji di dalam kampus. Ini sinkron sekali, terfasilitasi secara akademisi dan praktisi," jelasnya.

Selain kuliah, Gagah juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang mengajarkannya untuk berorganisasi. Aktivitasnya di organisasi kampus ini lah mendorongnya untuk terjun di kancah politik praktis.

"Insya Allah saya masih tercambuk untuk selalu wira-wiri, karena masih muda kan haus ilmu. Secara fisik juga masih kuat," tegasnya soal membagi waktu .

Gagah yang hobi membaca maju sebagai anggota legislatif melalui Partai Nasional Demokrat (NasDem) dengan perolehan suara pribadi sekitar 3.750 suara dari daerah pemilihan Klojen. Orangtuanya Hanan Djalil dan Ira Hartanti sangat mendukung langkahnya terjun di politik.

"Alhamdulillah juga difasilitasi oleh orang tua yang sangat mendukung," tegas anak tunggal ini.

Tiga hari bekerja sebagai anggota dewan, Gagah mengisi kegiatan dengan sejumlah agenda rapat. Hari pertama diisi pengucapan janji dan sumpah, perkenalan antar anggota serta rapat-rapat internal.

Partainya yang memiliki dua kursi bergabung dengan Partai Golkar dan PSI menjadi satu fraksi. Gagah yang mengaku banyak membaca literasi sastra, politik dan hukum itu mengaku ingin bergabung di Komisi A.

"Saya ingin kualitas pendidikan di Kota Malang, entah formal dan informal lebih maju beberapa langkah atau banyak langkah di depan dari daerah-daerah lain. Kita adalah kota pendidikan. Saya ingin berupaya mewujudkan budaya literasi. Kalau perlu ada Perda yang mengatur itu," ungkapnya.