Brilio.net - Belum lama ini Presiden Joko Widodo mengunggah proses pembangunan jalur LRT Jabodetabek yang melintang di atas flyover Kuningan, Jakarta Selatan. Menariknya, Jokowi menyebut, jalur LRT Jabodetabek tersebut sudah melayang di atas flyover, melengkung pula di atas ketinggian.

Konstruksi jembatan lengkung LRT Jabodetabek ruas Kuningan adalah rancangan insinyur Tanah Air bernama Arvilla Delitriana. Dengan tersambungnya salah satu bagian tersulit dari konstruksi jalur LRT Jabodebek ini, proyek kereta LRT kian dekat beroperasi. LRT Jabodebek memiliki tiga lintas pelayanan, yakni Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi.

Dilansir brilio.net dari merdeka.com, Kamis (14/11), Arvilla Delitriana, insinyur lokal yang merancang jembatan lengkung bentang panjang ruas Kuningan pada LRT Jabodebek. Alvira lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB). Keberhasilan Alvira mendapat pujian langsung Presiden Jokowi.

"Begitulah rumitnya pekerjaan jembatan bentang panjang untuk LRT Jabodebek yang melayang di atas flyover Kuningan, Jakarta Selatan ini. Untunglah, sang insinyur, Ibu Arvilla Delitriana, lulusan Institut Teknologi Bandung berhasil merancang jembatan menakjubkan itu dan tersambung dengan presisi sejak kemarin (Rabu, 11/10)," kata Presiden Jokowi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Sudah melayang di atas flyover, melengkung pula di ketinggian. Begitulah rumitnya pekerjaan jembatan bentang panjang untuk LRT Jabodebek yang melayang di atas flyover Kuningan, Jakarta Selatan ini. Untunglah, sang insinyur, Ibu Arvila Delitriana, lulusan Institut Teknologi Bandung berhasil merancang jembatan menakjubkan itu dan tersambung dengan presisi sejak kemarin. Bayangkanlah kehebatan konstruksi ini: membentang 148 meter dengan radius lengkung 115 meter dan menggunakan material beton seberat 9.688,8 ton atau setara dengan lebih tiga kali berat patung Garuda Wisnu Kencana di Bali. Besi yang digunakan sejumlah 2.929,7 ton atau setara dengan lebih lima kali berat pesawat Airbus A-380. Tidak heran jika konstruksi ini mengukir dua rekor dari Museum Rekor Indonesia, yaitu sebagai jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang, dan sebagai jembatan dengan pembebanan axial static loading test terbesar. Begitulah. Dengan tersambungnya salah satu bagian tersulit dari konstruksi jalur LRT Jabodebek ini, proyek kereta LRT kita kian menampakkan hasil. LRT Jabodebek memiliki tiga lintas pelayanan: Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi. Selamat kepada PT Adhi Karya Tbk. Selamat kepada Ibu Dina.

A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on

 

Sebelum berhasil merancang jembatan lengkung LRT di ruas Kuningan, Arvilla berhasil merancang jembatan di Indonesia. Antara lain; Jembatan Kali Kuto Semarang. Kemudian Jembatan Layang khusus Busway ruas Adam Malik di Jakarta, Jembatan Pedamaran 1 dan 2 di Provinsi Riau, dan Jembatan Kereta Api Cirebon-Kriya, serta Jembatan Perawang di Provinsi Riau.

Arvilla Delitriana berhasil merancang konstruksi jembatan lengkung LRT Jabodebek yang membentang 148 meter dengan radius lengkung 115 meter. Selain itu, konstruksinya juga menggunakan material beton seberat 9.688,8 ton atau setara dengan lebih tiga kali berat patung Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Besi yang digunakan sejumlah 2.929,7 ton atau setara dengan lebih lima kali berat pesawat Airbus A-380. Tidak heran jika konstruksi ini mengukir dua rekor dari Museum Rekor Indonesia, yaitu sebagai jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang, dan sebagai jembatan dengan pembebanan axial static loading test terbesar.