Brilio.net - Siapa yang bilang kekurangan menyebabkan kamu tidak bisa menjadi orang yang luar biasa dan berguna untuk orang lain. Seperti kata penulis terkenal asal Jepang, Haruki Murakami, bahwa kesempurnaan adalah akumulasi tidak terbatas dari ketidaksempurnaan, begitu juga harusnya kita menyikapi kekurangan kita sebagai manusia.

Hal inilah yang dicontohkan Fakhry Muhammad Rosa (22) kepada kita. Pemuda penyandang tuna netra sejak lahir ini tidak pernah menyikapi kekurangannya sebagai sesuatu yang menghalangi mimpi-mimpinya. Fakhry membuktikan bahwa setiap orang bisa memaksimalkan kemampuan mereka dengan segala kekurangan orang tersebut.

Fakhry tinggal di Jalan Haji Asmawi no 38, Depok, Jawa Barat. Waktu SD dia bersekolah di SLB A Pembina Lebak Bulus sampai kelas 4 SD. Karena kemampuannya dinilai gurunya mampu bersaing dengan anak normal lainnya, Fakhri disarankan untuk pindah ke sekolah negeri.

"Waktu kelas 4 itu disarankan guru buat pindah ke SD Negeri, akhirnya kelas lima pindah ke SD N Lebak Bulus 02 Pagi," terang Fakhry kepada brilio.net, Selasa (1/3).

Di SD Negeri kemudian Fakhry mengaku banyak mendapat bantuan dari teman yang duduk di sebelahnya. Fakhry biasa membaca buku dari buku braile, tapi jika guru menulis di papan tulis maka teman sebelahnya akan membantu membacakan.

"Dulu waktu kelas 5 duduk bareng Faluthi dan kelas 6 sama Eki. Mereka banyak membantu saya membacakan apa yang ditulis di papan tulis,"  ungkap Fakhry.

Setelah lulus SD, Fakhry melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 85 Jakarta kemudian ke SMA Negeri 34 Jakarta. Waktu SMA inilah Fakhry bercita-cita kuliah di Universitas Indonesia (UI).

Fakhry, penyandang tunanetra mahasiswa Sastra Jerman UI yang jago IT


"Sejak SMA sih ingin kuliah di UI, kalau ambil bahasa Jerman karena waktu SMA memang ada pelajaran itu dan suka dengan bahasanya," terang dia.

Kini Fakhry tengah duduk di semester delapan, satu semester lagi dia perkirakan lulus. Fakhry memang luar biasa, selain kuliah dia juga aktif di komunitas ITCFD. Komunitas ini membantu tuna netra lainnya dalam mempelajari IT.

"Saya aktif di ITCFD, IT center for the blind. ITCFD juga punya web namanya itcfd.org, saya yang ngembangin web dan juga nulis artikel di sana," ungkap dia.

Tidak cukup dengan itu, Fakhry juga jago main musik. Hampir semua alat musik bisa dia mainkan, tapi kini dia lebih sering bermain drum. Menurut Fakhry, keluarga, teman, guru dan semua orang di lingkungan sekitarnya sangat membantu dia dalam mengembangkan potensi dirinya.

"Tentu orang di sekitar saya sangat membantu perkembangan saya. Orangtua, guru, teman, dan semua orang dilingkungan saya sangat berpengaruh untuk saya," punkas dia.

Fakhry adalah satu dari sekian banyak orang yang mau berjuang mewujudkan cita-citanya. Dia memberi contoh yang sangat baik bagi kita dalam menyikapi sebuah kekurangan. Fakhry tidak pernah minder, dia percaya diri dan mau berusaha makanya dia mampu bersaing dengan banyak orang lain yang secara fisik lebih sempurna dari dia.