Brilio.net - Khalayak ramai Indonesia mungkin tidak semua mengenal langsung seorang Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto. Namun setidaknya bagi masyarakat yang mengetahui sedikit banyak sosok-sosok dalam jajaran vital Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC) 2018 lalu, pasti mengenalnya.

Ya, Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) INASGOC. Eris, demikian sapaan akrabnya, juga merupakan Sekjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menengok ke belakang pada 1990, Eris memiliki andil besar untuk negara. Dialah pilot TNI Angkatan Udara (AU) yang dipercaya menerbangkan pesawat tempur pabrikan Amerika Serikat, F-16 dari 'rumah'-nya di Dallas Fort Worth menuju Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.

Tak sendiri, Eris yang kala itu berpangkat Mayor Pnb, bersama tiga pilot AU lain dipercaya membawa F-16 ke Indonesia setelah menjalani latihan dan pendidikan tentang F-16. Mereka adalah Letkol Pnb Wartoyo, Mayor Pnb Basri Sidehabi, dan Mayor Pnb Rodi Suprasodjo.

Proses pengiriman ini melewati lebih dari satu tahap. Pada Desember 1989, penerbangan ferry pertama dilakukan Mayor Pnb Basri Sidehabi dan Mayor Pnb Rodi Suprasodjo. Sementara Mayor Pnb Eris Heryanto dan Letkol Pnb Wartoyo membawa F-16 secara ferry pada April 1990 melalui tiga tahap penerbangan yakni Dallas Fort worth - Honolulu (8,5 jam) kemudian Honolulu - Guam (8,5 jam), lantas dari Guam menuju Lanud Iswahjudi (5,5 jam).

Semenjak purna tugas pada 2013, Eris lebih banyak menjalani hobi terbangnya. Bukan F-16, melainkan pesawat Pitts yang memang terkenal sebagai tunggangan untuk aerobatik. Beruntung, Brilio.net berkesempatan berbincang singkat dengan pria kelahiran 1955 itu beberapa saat sebelum melaksanakan aerobatik dalam perhelatan Adisutjipto Urban Obstacle Run (AUOR) 2019 di Lanud Adisutjipto, Minggu (1/9).

Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto  © 2019 brilio.net

foto: Brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Sekitar pukul 08.30 WIB, Brilio.net menghampiri seorang bapak-bapak berseragam polos putih dan hitam serta bertopi kuning yang berdiri di ambang pintu hanggar pesawat microlight Lanud Adisutjipto.

Tak dinyana, dia adalah mekanik pesawat Pitts yang setia mendampingi Eris sejak pesawat itu didatangkan dari Amerika pada 2009. Pria bernama Basuki (61) itu meminta Brilio.net menunggu sebab Eris tengah bersih diri usai mengikuti ajang lari 5K AUOR 2019.

Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto  © 2019 brilio.net

foto: Brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Tak lama berselang, Brilio.net akhirnya bertatap muka dengan sang penerbang tempur legendaris Tanah Air. Mengenakan kostum overall khas pilot yang dipasang hanya sampai pinggang dan kaus kuning, ayah tiga putra itu menyambut Brilio.net dengan senyuman dan jabatan tangan. Sembari Eris mengenakan kaus kaki dan sepatunya, obrolan kami mengalir.

Perbincangan kami dimulai dengan kiprahnya dalam dunia aerobatik pesawat Pitts. Sudah 10 tahun Eris menekuni dunia terbang indah bersama Pitts. Hingga saat ini, pria berperawakan tinggi tersebut merupakan satu-satunya pilot aerobatik Pitts di Indonesia. Lebih langka lagi, Pitts serta mekaniknya juga hanya satu di Tanah Air. Namun demikian, Eris optimis tak lama lagi akan ada Eris-Eris lain yang berminat dan berkemampuan aerobatik Pitts.

Terbang adalah hobi Eris. Tak mengherankan, terbang keliling daerah Cibubur menjadi agendanya setiap Sabtu. Untuk diketahui, 'rumah' Pitts dan pesawat ringan lain seperti trike dan lain-lain ada di Lapangan Terbang Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur.

"Saya terbang sendiri. Tapi kadang-kadang kalau ada yang mau ikut, ya bisa ikut sama saya. Syaratnya nggak boleh pusing," kata pria yang masih aktif menjadi anggota Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) itu sambil terkekeh.

Selain rutin terbang setiap pekan, Eris juga menyambut dengan tangan terbuka undangan untuknya tampil. Selain AUOR 2019, seminggu lalu Eris juga menghibur masyarakat yang menyaksikan Jogja Air Show 2019 di Landasan Pacu Depok, Bantul. Masyarakat Tasikmalaya, Bandung, hingga Palembang saat perhelatan Asian Games 2018 juga pernah menyaksikan aksi Eris bermanuver dengan Pitts.

Rata-rata ada 14 manuver yang ditampilkan Eris dalam setiap kali terbang di depan publik. Manuver itu antara lain loop, spin, hammer head, shark tooth, dan lain-lain.

Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto  © 2019 brilio.net

Catatan daftar manuver yang akan dilakukan Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto/foto: Brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Danlanud Adisutjipto pada 2003 itu, tak banyak perbedaan rasa dalam menerbangkan pesawat F-16 dengan Pitts.

"Perasaan itu sama, beda tanggung jawab sama pekerjaannya," ujar Sang Mustang, call sign Eris Herryanto.

Meski belasan tahun menerbangkan pesawat tempur, Eris tetap harus adaptasi lagi untuk mengendalikan Pitts. Apalagi untuk misi aerobatik yang sangat berbahaya.

Menurut Basuki, Eris butuh waktu 20 jam terbang untuk akhirnya bisa terbang solo dengan Pitts. Hal ini tak jauh kaitannya dengan background Eris sebagai penerbang tempur selama 17 tahun.

Untuk bisa ahli aerobatik, butuh bukan semata minat, melainkan skill atau keterampilan. Basuki menambahkan, sejauh ini tak sedikit pilot militer maupun sipil yang berminat menerbangkan Pitts tapi belum ada regenerasi hingga sekarang. Masyarakat awam pun pernah mencoba terbang dipiloti Eris dengan pesawat Pitts.

"Waktu itu ada acara di Cibubur, pemenang kuis diajak joy flight dengan Pitts. Atraksi juga," cetus Basuki yang aktif bertugas sebagai Flight Line Inspector PT. Dirgantara Indonesia itu.

Datang dari Amerika dalam kondisi sudah 108 jam terbang, kini di bawah kendali Eris, pesawat dengan nomor registrasi PK-SEH itu mengantongi 400 jam terbang. Sekalipun ada gangguan sedikit di mesin dan radio, Basuki siap sedia membenahi. Tugasnya selama mendampingi Eris sejak 2009 adalah mengecek pesawat dengan jarak jangkau sekitar 2 jam itu sebelum dan sesudah diterbangkan.

"Pesawat harus disiapkan, tidak boleh ada masalah. Satu jam sebelum pesawat terbang harus sudah siap. Satu jam sebelumnya, saya menyiapkan. Jadi ada dua jam persiapan," terang Basuki yang memiliki darah Jogja dan Pontianak tersebut.

Saat pesawat dinyatakan rilis oleh Basuki, maka tidak seorang pun diizinkan mendekati pesawat. Semua demi keselamatan pilot sebelum, selama, dan sesudah penerbangan.

Belum cukup sampai di situ, sang pilot pun mengecek tunggangannya. Seperti yang dilakukan Eris tiap kali hendak terbang dengan pesawat berlivery (desain eksterior) bintang 3, sesuai pangkat terakhirnya di TNI AU, itu. Termasuk saat Eris hendak bermanuver di AUOR 2019.

Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto  © 2019 brilio.net

foto: Brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Selesai rapi berpakaian pilot, Eris mengecek dari depan ke belakang mengelilingi pesawat yang hanya boleh terbang tinggi maksimal 10.000 kaki itu. Ditemani Basuki, seorang anggota Jogja Flying Club, dan cucu perempuan Eris yang ternyata juga turut hadir menyaksikan kakeknya berkarya, Eris siap menghibur masyarakat Jogja sekitar pukul 10.10 WIB.

Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto  © 2019 brilio.net

foto: Brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Karier moncer di TNI AU hingga pemerintahan tak diraih Eris tanpa daya upaya. Lahir dari keluarga militer, Eris terbiasa disiplin sejak kecil. Pria tujuh bersaudara itu juga tipikal pribadi yang berpegang pada passion dan penguasaan knowledge (pengetahuan atau ilmu) serta skill. Ketiga hal inilah yang menurutnya mendorong seseorang lintas zaman sekalipun mencapai kesuksesan.

"Jadi, passion dulu. Kita menyukai bidang apa. Kalau kita sudah menyukai bidang itu dan mendalami, maka kita akan passion. Kemudian di bidang itu mulai dari knowledge-nya, kita harus kuasai. Misalnya saya mau bidang permesinan, ya saya harus menguasai (knowledge-nya). Kemudian skill, ya kita latihan. Dengan latihan kita akan punya skill," jelasnya.

Lebih gamblang Eris mencontohkan skill pilot. Untuk menjadi seorang pilot andal, seseorang harus memiliki latar belakang ilmu penerbangan terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan konsisten berlatih, maka skill terbang itu bisa dikantongi.

Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto  © 2019 brilio.net

foto: Brilio.net/Agustin Wahyuningsih

 

Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto menjadi sosok inspiratif bagi siapa saja. Tak hanya kalangan penerbang dan militer, melainkan juga masyarakat Indonesia, khususnya anak muda. Satu hal yang juga tak boleh dilewatkan dari Eris Herryanto, tentang purnanya dia menjalankan tugas di militer.

"Setelah selama 17 tahun terbang tempur, kemudian saatnya berhenti sebagai penerbang tempur untuk masuk ke lingkungan baru, saya merasa lega bisa menjalankan tugas dan tanggung jawab di Angkatan Udara," pungkas pria yang mengesahkan Jogja Flying Club pada Maret 2004 itu.

Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto  © 2019 brilio.net

foto: Brilio.net/Agustin Wahyuningsih

Purna menjalankan bakti di TNI AU bagi Eris bukan akhir segalanya. Eris masih mengabdikan ilmu dan tenaganya bagi negeri. Dia juga menghidupkan hobinya, memberikan kesan tersendiri bagi masyarakat luas. Tak ada habis Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto berkarya hingga detik ini, demi memberikan yang terbaik bagi negeri.