Brilio.net - Sanggar Seni Notoyudan didirikan secara swadaya, dengan tujuan membuka akses pada anak-anak yang ingin belajar musik tapi tak punya biaya. Hingga kini, Sanggar Seni Notoyudan telah membuka kelas biola, piano, dan keroncong. Para peserta yang kebanyakan anak-anak tidak dipungut biaya sepeser pun.

Alvon Ditya Arudiskara, pendiri Sanggar Seni Notoyudan menuturkan, awalnya dulu dirinya bersama beberapa rekan membuat semacam klinik yang menerima konsultasi seputar musik. Siapa pun boleh datang ke klinik ini, termasuk orang-orang yang sudah bisa.

"Malah yang datang jauh-jauh, dari Solo, Bantul, luar kota gitu. Kayaknya kurang bisa jalan terus karena rumahnya jauh-jauh, terus akhirnya bikin kelas ini," tutur ayah 2 anak ini.

Pendanan operasional berasal dari dana sendiri. Para mentor pun tak pernah mendapatkan honor. Namun semakin lama, banyak bantuan baik tenaga maupun materi berdatangan. Ada yang menyumbangkan piano, biola, ataupun sekadar kudapan dan minuman untuk dinikmati para peserta dan mentor usai latihan.

"Mungkin teman-teman tahu kalau kita ini non profit jadi banyak yang perhatian," akunya.

Sejauh ini, peserta paling kecil sekitar 6 tahun, sedangkan yang paling dewasa 30an tahun. Namun kelas musik ini tidak membatasi usia. Siapapun bisa belajar di kelas musik ini saat.

Kelas musik yang ditujukan untuk anak-anak ini dimaksudkan supaya generasi muda punya kesibukan selain gadget. Target Alvon ke depan di sini juga mau mengumpulkan buku supaya anak-anak terbiasa membaca.

"Saya dan teman-teman mau menyampaikan bahwa kita untuk bersosial itu nggak butuh duit. Dengan tenaga dan kepandaian juga bisa. Dan juga mengajarkan ke anak-anak ini tentang perbedaan juga. Anak-anak ini kan beda latar belakangnya," tandas pria yang juga penyuka motor ini.

Gimana, kamu tertarik belajar musik di Sanggar Seni Notoyudan?