Brilio.net - Dalam sejarah bangsa Indonesia, banyak sekali wanita-wanita hebat yang berkarier di bidang militer. Kamu bisa mencatat nama pahlawan asal Nanggroe Aceh Darussalam, Cut Nyak Dien sebagai salah satunya. Meski wanita, dirinya dengan gagah berani menentang penjajah Belanda di bumi Aceh.

Pasca kemerdekaan, Pemerintah membentuk angkatan militer resmi yang kini bernama Tentara Nasional Indonesia (TNI). Nggak hanya kaum pria, para wanita juga bisa menjadi bagian dari tentara baik angkatan darat, laut, maupun udara. Bahkan banyak juga wanita yang memperoleh pangkat tinggi bintang satu atau Brigadir Jenderal. Meski begitu, dalam sejarahnya, baru ada satu nama wanita yang memperoleh bintang dua yaitu Christina Maria Rantetana. Seorang Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal)

Rantetana © 2016 brilio.net

Dengan bintang dua di pundaknya, wanita kelahiran Tana Toraja, Sulawesi Selatan, 24 Juli 1955 itu berhak menyandang gelar Laksamana Muda. Christina juga menjadi wanita pertama dari Angkatan Laut yang mengikuti Sekolah Staf dan Komando (Sesko) di luar negeri yaitu Royal Australian Naval Staff Course di Sydney, Australia. Cukup itu saja? Belum.

Ia juga Kowal pertama yang ditugaskan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, perempuan pertama yang menjabat sebagai Direktur Sekolah Kesehatan di Angkatan Laut, anggota Kowal pertama yang mengikuti pendidikan strata dua di Tulane Universitas New Orleans, Amerika Serikat.

Dia juga menjadi staf ahli Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Bidang Ideologi dan Konstitusi, serta, merupakan jenderal bintang dua perempuan pertama di Angkatan Laut serta se-Asean.

Rantetana © 2016 brilio.net

Sayangnya, wanita yang banyak mencetak sejarah di tubuh TNI itu sudah berpulang pada 31 Juli 2016 lalu dalam usia 61 tahun. Semoga ke depan, TNI dapat mencetak lagi prajurit-prajurit wanita yang tangguh dan cerdas seperti Laksamana Muda Christina Maria Rantetana.