Brilio.net - Fashion kini menjadi bidang yang tak bisa ditinggalkan oleh Mgs. M. Brillian Hidayah (26). Pria kelahiran Palembang yang kini sudah menetap di Sleman, Yogyakarta ini mulai mengenal dunia fashion saat mendapatkan beasiswa Young Designer Asia 2009. Selama 1 tahun lebih, ia menempuh pendidikan itu di Bangkok, Thailand.

Kesukaan Brillian terhadap kain sebenarnya sudah muncul sejak kecil. Keluarga Brillian banyak yang menjadi kolektor kain. Sang nenek sendiri merupakan kolektor kain songket. Hal itu ternyata membuat Brillian sirik karena ia sama sekali tak boleh memegang kain itu oleh neneknya. Ia mengaku sejak kecil sudah mulai mencintai kain tradisional.

Saat kuliah di Jogja, ia mengaku belum mengenal jenis-jenis batik. Tapi tanpa disadari ia mulai suka dengan batik hingga sengaja menyisihkan uang saku untuk bisa membeli kain batik tiap bulannya.

Brillian © 2016 brilio.net

"Saat masa awal kuliah di Jogja tahun 2006, saya sering menyisihkan uang untuk membeli kain batik. Sampai akhir 2008, kain batik koleksi saya sudah mencapai 400 lembar. Bingung waktu itu mau diapain," ungkapnya kepada brilio.net beberapa waktu lalu.

Tahun 2009, sang tante memberi tahu dia kalau ada beasiswa sekolah fashion di Bangkok yanga merupakan asosiasi CSR dari desainer Eropa. Lian menceritakan jika waktu itu syaratnya maksimal usia 25 tahun dan belum mengenal dunia tata busana.

Selesai pendidikan di Bangkok, tahun 2011, ia mulai membuat desain pakaian dari kain khas Indonesia untuk dirinya sendiri. Ternyata banyak orang terdekatnya tertarik dengan desain pakaian batik, tenun, dan jumputan yang dibuatnya. Dari situ ia kemudian mengembangkan brand Liant Griyo. Dari mulut ke mulut, brand Brillian semakin berkembang hingga akhirnya memutuskan untuk mengganti nama brand menjadi Belagak Nian, saat ini dikenal selalu mengangkat kain tradisional.

Kemampuan desainnya ini diujinya dengan ikut beberapa pameran, lho. Tak hanya pameran dalam negeri, Brillian juga sudah beberapa kali diajak kedutaan besar Indonesia ikut pameran di Singapura, Filipina, India, dan Brunei Darussalam.