Brilio.net - Kabar duka tengah menyelimuti publik Indonesia. Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie dikabarkan menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Pusat Angkatan darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (11/9) pukul 18.05 WIB.

Selama ini, sosok BJ Habibie dikenal sebagai negarawan yang banyak memberikan inspirasi bagi anak muda. Kecerdasannya tak diragukan lagi sebagai insinyur yang menimba ilmu bertahun-tahun di Jerman. Kepergian BJ Habibie tentu menjadi duka mendalam bagi masyarakat Indonesia.

Di balik sosoknya sebagai Presiden RI ke-3, ternyata ada sejumlah cerita menarik yang jarang diketahui mengenai perjalanan hidup BJ Habibie. Dihimpun brilio.net dari buku berjudul The True Life of Habibie: Cerita di Balik Kesuksesan, Rabu (11/9), berikut 5 cerita menarik di balik sosok BJ Habibie.

1. Masa kecil di Pare Pare.

BJ Habibie adalah anak keempat dari delapan bersaudara, dari suami istri Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA Tuti Marini Puspowardojo. Bagaimana masa kecil BJ Habibie? Biasa, tak ada yang terlalu istimewa seperti halnya anak pada umumnya.

Ia gemar memakan kue bernama barongko, kue yang terbuat dari pisang yang diaduk-aduk sampai halus kemudian dibungkus dengan daun pisang. Makanan kegemarannya adalah bubur Manado. Ia juga gemar berenang, suka menyanyi, dan main layang-layang. Orangnya periang dan selalu optimis.

"Saya orang yang suka menyendiri. Jadi, tidak ambil pusing. Saya tidak merasa lebih pintar, tapi juga tidak merasa lebih bodoh, tidak pernah merasa iti dan juga tidak pernah mengganggu. I'm a sweet boy, not a problem maker child," kata BJ Habibie.

2. Tak suka belajar kalau ada ujian.

Tak lama setelah sang ayah meninggal, BJ Habibie pindah ke Bandung. Berangkat dengan kapal laut milik KPM ke Pulau Jawa. Ia menumpang di rumah keluarga di daerah Paseban Jakarta sambil bersekolah. Karena tak betah, ia kemudian pindah ke Bandung.

Sejak SMA, prestasi BJ Habibie mulai menonjol di dalam kelas, terutama pelajaran eksakta. Ia tipe siswa yang tak senang mempersiapkan diri belajar jauh sebelum ujian, terutama untuk pelajaran menghafal. Itulah kenapa BJ Habibie tenang-tenang saja menjelang ujian. Walaupun ujian diadakan mendadak, BJ Habibie tetap mendapat nilai yang paling tinggi.

3. Jadi mahasiswa di Jerman.

BJ Habibie sempat menempuh kuliah di ITB. Pada tahun 1950-an, belajar di luar negeri merupakan hal yang sangat langka. Namun, BJ Habibie mendapatkan kesempatan tersebut dengan beasiswa.

Ia kemudian memilih jurusan Aeronautika sebelum menerima beasiswa dan berangkat ke Aachen, Jerman. Ia mengaku tak pernah membayangkan untuk ke luar negeri.

"Karena ya umur 17-18 tahun, saya sudah punya pacar. Normal. Saya baru 6 bulan di ITB, ngapain ke luar? Tapi Ibu sudah janji meneruskan sekolah saya di luar," ujar Habibie.

Selama menjadi mahasiswa di Jerman, ia dikenal aktif. Ia dipilih menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Aachen, Jerman.

4. Kenal Ainun sejak kecil.

Jodoh memang di tangan Tuhan. BJ Habibie dan Hasri Ainun Besari atau Ainun telah kenal sejak kecil.

"Kami kenal sejak kecil. Dia teman main kelereng kakak saya, rumah kami berdekatan ketika di Bandung," ujarnya.

BJ Habibie kemudian ke Jerman, sementara Ainun kuliah kedokteran di Jakarta. Setelah tujuh tahun, Habibie pulang ke Indonesia. Pada kesempatan itu, Habibie menemui Ainun dan keluarganya. Kisah asmara keduanya berakhir dengan lamaran. Mereka menikah pada 12 Mei 1962 lalu berbulan madu ke Kaliurang Yogyakarta, Bali, dan Ujung Pandang

5. Hidup pas-pasan di Jerman.

Setelah menikah, mereka memutuskan tinggal di Jerman. Di Aachen, mereka menyewa paviliun kecil dengan tiga kamar kecil. Biaya sewanya bahkan mencapai setengah gajinya.

Dengan kondisi keuangan yang serba seadanya, mereka harus hidup serba irit. Kemana-mana Habibie pergi naik bus, bahkan kadang ia harus jalan kaki sampai sepatunya rusak.