Brilio.net - Menjaga jarak atau yang kini dikenal dengan sebutan social distancing merupakan salah satu imbauan yang dikeluarkan pemerintah untuk mencegah penyebaran Corona. Dengan menjaga jarak sosial, dapat diartikan tidak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan berkerumun. Namun tidak sedikit masyarakat yang masih melakukan aktivitas di luar rumah seperti biasa.

Padahal mencegah penyebaran virus Corona ini seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah. Dibutuhkannya kedisiplinan dan ketegasan untuk menerapkan jaga jarak atau social distancing.

Tetapi, masih ada saja masyarakat menyepelekan anjuran tersebut. Hingga baru-baru ini terjadi pada ratusan orang yang harus diisolasi di sebuah masjid kawasan Tamansari, Jakarta Barat.

Dilansair brilio.net dari merdeka.com pada Senin (30/3), kejadian bermula dari ditemukannya tiga orang positif Covid-19 dari 300 jemaah tabligh yang sebagian besar berasal dari luar negeri. Tepat di Masjid Kebon Jeruk, Tamansari, Jakarta Barat dilakukan pemeriksaan serta isolasi terhadap ratusan jamaah lain.

Dinas Kesehatan Jakarta Barat mengadakan test cepat atau rapid test, pada Kamis (26/3) lalu. Sebagian besar jemaah yang belum dikabarkan hasilnya, masih menunggu keterangan lebih lanjut. Sebagian lagi yang telah dinyatakan negatif dapat pulang ke asalnya.

"297 itu karena negatif nah karena belum ada keputusan. Nah, ada mereka ada yang pulang. Lokal. Ada yang ke Cirebon, Tangerang, ada yang ke Bekasi. Nah, 150 orang kurang lebih dikarantina," ujar Risan Mustar selaku Camat Tamansari, seperti dikutip dari merdeka.com, pada Senin (30/3).

Terdapat 73 orang dari 300 jemaah tersebut berstatus Warga Negara Asing. Mereka dikarantina sejak Kamis (26/3) hingga 14 hari ke depan.

Dianggap hal yang biasa, banyak pengunjung dari mancanegara untuk melakukan ibadah maupun ziarah. Mengingat bahwa masjid tersebut termasuk cagar budaya. Sebagian besar berasal dari Thailand, Malaysia, Bangladesh, India dan Pakistan.

Kabar terbaru mengatakan, bahwa masih ada 183 orang yang diisolasi. Harapannya semua memberi hasil yang negatif Corona atau Covid-19.

"Diisolasi sementara, tidak boleh keluar sampai ada langkah selanjutnya, kita urus makannya. Jumlah 183 orang," ujar Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi, seperti dikutip brilio.net dari liputan6.com, Senin (30/3).

Kegiatan tabligh keliling di masjid ini sudah dilakukan sejak lama, bahkan pada saat Risan Mustar menjabat Camat Sari pada tahun 2007, sudah dilakukan hingga 2010.

Anwar Abbas, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menceritakan bahwa ratusan Jemaah, memang kerap melakukan khuruj (keluar) atau menjadwalkan waktu untuk berdakwah ke daerah lain.

"Misalnya saya di Ciputat ya lalu saya ke masjid di Bogor, ke masjid di Australia itu khuruj namanya, ujar Abbas seperti dikutip brilio.net dari liputan6.com, Senin (30/3).

Para jemaah kini masih bertahan di dalam masjid guna isolasi selama 14 hari ke depan. Dibutuhkannya bantuan dari berbagai pihak guna mencukupi kebutuhan logistik mereka.

Jelas lah kita harus membantu mereka yang sedang dikarantina, mereka kan enggak bisa keluar, ujar Abbas.