Ada satu mitos yang masih diyakini warga Dusun Kregolan Margomulyo, Seyegan, Sleman. Yaitu warganya tidak berani membuat regol. Sampai saat ini warga Kregolan nggak berani membuat regol bagi rumahnya, meski regol termasuk tradisi rumah Jawa.

Dari orang-orang terdahulu ini punya larangan dan pantangan membuat regol di Dusun Kregolan. Regol merupakan pintu gerbang mirip gapura. Masyarakat Jawa menyebutnya gebyok.

"Pernah ada warga yang berani memasang regol. Karena merasa bukan asli warga setempat. Namun dia mengalami sakit yang tak kunjung sembuh," kata Kepala Dusun Kregolan Sihono.

Menurut dia, masalah mati dan hidup memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. "Tapi kebetulan ada-ada aja," katanya.

Warga yang pernah membuat regol mengatakan bahwa dia bukan orang Kregolan, tapi berasal dari Terwilen Margodadi. Sehingga ia memasang regol untuk rumahnya. Tapi pemiliknya sudah meninggal. Dan rumah tersebut kosong.

Nama Kregolan sendiri diambil dari nama Mbah Regol, tokoh setempat yang dianggap sakti. Hingga kini warga masih meyakini kesaktian Mbah Regol. Setiap ada pentas seni, warga tak berani membelakangi arah makam Mbah Regol. Sebab takut ada sesuatu yang tidak berhasil.