Brilio.net - Pemerintah terus memberikan update mengenai jumlah kasus COVID-19 di Indonesia. Data terbaru yang dirilis pada Senin (23/3) pukul 12.00 WIB, jumlah pasien positif COVID-19 bertambah 65 orang. Total orang yang terinfeksi virus Corona menjadi 579 orang. Data tersebut merupakan akumulasi perhitungan hingga Senin siang.

"Ada penambahan kasus baru sebanyak 65 orang. Sehingga total 579 orang," ujar juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, di BNPB, Jakarta seperti dilansir brilio.net dari liputan6.com, Senin (23/3).

Menurut dia, seluruh data tersebut diberikan ke kepala dinas provinsi. Kemudian kepala dinas provinsi memberikannya ke dinas rumah sakit tempat pasien dirawat, lantas diserahkan lagi ke dinas di kota untuk melacak penularan yang mungkin terjadi dari kasus yang sedang dirawat.

Penambahan sebanyak 65 kasus baru positif Corona di Indonesia berasal dari Bali (3 orang), Banten (9 orang), DKI Jakarta (44 orang), Jambi (1 orang), Kalimantan Timur (2 orang), Kepulauan Riau (1 orang), Maluku Utara (1 orang), dan dalam proses verifikasi di lapangan sebanyak 4 orang.

Update jumlah Corona menjadi 579 kasus  liputan6.com
foto: liputan6.com/Faizal Fanani

Kemudian, ada penambahan kasus 2 kali follow up, hasilnya negatif, dan dinyatakan sembuh dari COVID-19 sebanyak 1 orang. "Total 30 orang," katanya.

Sementara, ada 1 tambahan kasus meninggal akibat Corona COVID-19 dari data yang rilis kemarin. Sehingga total menjadi 49 orang.

Yurianto pun meminta masyarakat tetap tenang dalam menghadapi COVID-19. Dia juga mengingatkan agar masyarakat menjaga jarak tidak terlalu dekat dengan kontak sosial dan menghindari kerumunan yang sangat memungkinkan terjadinya penularan di antara penderita dengan yang sehat.

Pemerintah kembali meminta masyarakat untuk melakukan pembatasan komunikasi secara sosial untuk mencegah penularan COVID-19 yang disebabkan oleh virus Corona.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, sosial distancing tetap menjadi pilihan pertama bagi pencegahan penyebaran wabah tersebut.

"Pahami betul, hasil negatif, tidak memberikan garansi bahwa tidak sedang terinfeksi COVID-19," ujar Yuri dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Sabtu (21/3).

Menurut dia, hasil tes negatif tidak memberikan jaminan seseorang tidak sedang sakit. Bisa jadi, gejala infeksi belum muncul saat pemeriksaan dilakukan.

Dia menuturkan, hal ini biasa terjadi pada seseorang yang terinfeksi kurang dari 6 hari.

"Bisa saja hasil pemeriksaan kini negatif, pada orang yang sudah terinfeksi virus tapi imunitasnya belum muncul. Ini sering terjadi pada infeksi yang di bawah 6 atau 7 hari. Hasilnya pasti negatif," kata Yuri.

Oleh karena itu, pemeriksaan pada orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan terkait COVID-19 ini, akan diulang lagi.