Brilio.net - Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute penerbangan Jakarta - Pangkal Pinang terjatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10) lalu. Sebelum lepas landas, diketahui pesawat sempat hilang kontak sekitar pukul 06.20 pagi, tak lama setelah lepas landas.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas, Marsekal Madya Muhammad Syaugi segera mengerahkan pasukannya untuk segera melakukan evakuasi terhadap korban dan awak pesawat yang jatuh. Selain itu, ia juga mengerahkan personel terbaiknya yang tergabung dalam Basarnas Special Group (BSG) dalam proses pencarian korban.

Melihat pekerjaan yang dilakukan oleh Basarnas. Pihaknya harus mempersiapkan personel yang siap, cakap, trengginas, sigap, cepat, tanggap dan punya kemampuan lebih yang disiapkan dengan pelatihan bak militer. Selain itu, tim Basarnas juga harus bekerja efektif, efisiensi dan mengupayakan kecepatan, kehandalan serta keamanan.

Karena adanya hal ini, Basarnas menciptakan tim khusus yang disebut dengan Basarnas Special Group atau BSG. Dilansir dari Basarnas.go.id, BSG sendiri adalah tim dalam Basarnas yang memiliki perbedaan khusus dibanding dengan sebagian anggota Basarnas lain, terutama dibagian kemampuan. Baik dari kemampuan dan keahlian teknik penyelamatan ataupun kemampuan dalam bertahan pada situasi kondisi tertentu yang harus dihadapi.

Anggota BSG dipilih melalui seleksi yang sangat ketat. Tim ini mulai terbentuk pada tahun 2012 yang dimana mengharuskan setiap anggotanya mampu menerima bekal keahlian bertahan dan penyelamatan pada kondisi alam, baik darat, udara maupun laut.

Tim Basarnas dalam tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 ini menurunkan 30 anggota BSG dalam pencarian dan evakuasi korban yang berisikan anggota-anggota terbaik yang dimiliki oleh Basarnas. Pencarian hingga hari Rabu (31/10) ini masih dilakukan, dan masih akan berjalan selama sepekan dihitung dari hari kejadian.

 

 

(mgg/Renno Hadi Ananta)