Brilio.net - Ledakan bom terjadi di beberapa gereja dan hotel di Sri Lanka pada Minggu (21/4). Ledakan bom tersebut mengakibatkan 290 orang meninggal dunia. Ledakan ini terjadi saat jemaat di gereja sedang melaksanakan misa dan kebaktian paskah.

Tim Forensik melakukan penelusuran mengenai pelaku peledakan bom. Ahli forensik Sri Lanka, Ariyananda Welianga menemukan bahwa pelaku ledakan bom bunuh diri ada tujuh orang. Data tersebut didapat dari analisis bagian tubuh para penyerang yang dikumpulkan dari tempat kejadian. Demikian dikutip dari Sydney Morning Herald.

Dilansir brilio.net dari Smh.com.au, Senin (22/4), Welianga mengatakan dua orang terlibat dalam serangan Hotel Sangri-La, dengan tempat lainnya masing-masing satu pengebom bunuh diri.

Sementara itu dari laporan news18.com, Senin (22/4) dua pelaku bom bunuh diri telah diidentifikasi. Adapun nama pelaku tersebut ialah Zahran Hashim yang melancarkan aksi di Hotel Shangri La, dan Abu Mohammad yang menyerang Gereja Batticalao.

Kepala Kepolisian Sri Lanka, Ruwan Gunasekara memastikan pada Senin pagi, 22 April 2019, seluruh terduga pelaku ditangkap sehubungan dengan insiden bom beruntun pada Minggu Paskah. Hingga saat ini pihak berwenang di Sri Lanka telah menangkap 24 orang. Orang-orang itu ditangkap karena gelagatnya yang mencurigakan.

Hingga saat ini belum jelas seperti apa proses hukum selanjutnya. Polisi masih menyelidiki dan melakukan pengamanan. Polisi juga masih mencari tahu perihal kelompok teror yang ada di balik bom bunuh diri.

Sekadar diketahui, pada 11 April 2019, intelijen asing telah memperingatkan pemerintah Sri Lanka bahwa NTJ (National Thowheed Jamath) berencana untuk melakukan serangan bunuh diri menargetkan gereja dan komisi tinggi India di Kolombo.

NTJ sendiri ialah kelompok muslim radikal di Sri Lanka yang masuk dalam radar aparat tahun lalu, ketika mereka dihubungkan dengan peristiwa vandalisme terhadap beberapa patung Buddha.