Brilio.net - Pilpres 2019 telah berlangsung pada 17 April 2019 lalu. Sebelum dan sesudah Pilpres 2019, timses Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno saling layangkan dukungan. Terlebih di dunia maya, mereka adu cuitan dan status untuk saling mengunggulkan pilihannya.

Tidak jarang, timses dua kubu paslon ini terkadang bersitegang. Mereka saling ejek bahkan hingga terjadi duel. Misalnya di Madura, pernah ada bentrokan antara dua pendukung paslon capres cawapres.

Atmosfer panas usai Pilpres 2019 itu nyatanya tak menyentuh Kabupaten Banjarnegara. Di Banjarnegara, Pilpres berlangsung damai dan sejuk. Dilansir brilio.net dari Liputan6.com, Senin (6/5) bukti nyata bahwa kedua timses kedua paslon sudah berdamai terlihat saat pertemuan kemitraan Polri dan masyarakat Banjarnegara, Sabtu (4/5). Saat itu, kepolisian Banjarnegara mengundang tokoh agama dan masyarakat menjelang Ramadan.

tukar sarung ©Liputan6

foto: Liputan6.com

Selain untuk menyambut bulan suci Ramadan, kegiatan ini bertujuan menjalin silaturahmi dengan masyarakat di wilayah Banjarnegara. Dan salah satu yang diundang adalah timses paslon 01 Jokowi-Ma’ruf Amin dan paslon 02.

"Ini sebagai bentuk syukur atas penyelenggaraan Pemilu 2019 di Banjarnegara yang berlangsung aman, damai, dan sejuk. Termasuk hingga pelaksanaan rekapitulasi yang berjalan aman, jujur, dan adil," ucap Kapolres Banjarnegara, AKBP Aris Yudha Legawa, dalam keterangannya.

Dalam kesempatan itu, Kapolres memberikan sorban kepada para tokoh agama serta sarung kepada perwakilan tim sukses masing-masing capres di wilayah Banjarnegara. Ini adalah simbol kebahagiaan menyambut Ramadan dan kesiapan menjalani ibadah Ramadan serta melupakan hiruk pikuk Pilpres 2019. Tanpa dinyana, masing-masing tim sukses saling bertukar sarung. Mereka saling mengalungkan sarung ke leher. Sarung adalah lambang perdamaian kedua kubu capres usai Pilpres 2019.

Lantas, tim sukses capres dan partai mendeklarasikan bahwa rekapitulasi penghitungan surat suara tingkat Kabupaten Banjarnegara berlangsung aman, jujur, adil, dan tidak ada kecurangan.

"Mari kita bersama-sama menjunjung tinggi persaudaraan jelang bulan suci Ramadan. Lupakan persaingan dan rajut tali silaturahmi," kata Aris Yudha Legawa.

tukar sarung ©Liputan6

foto: Liputan6.com

Dia juga mengimbau agar pendukung masing-masing capres menunggu keputusan KPU. Dia pun mengajak masyarakat untuk mendukung siapa pun presiden yang terpilih nanti.

"Mari kita tunggu keputusan KPU, siapa pun Presidennya, mari kita junjung tinggi sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Aris Yudha Legawa.

Keterlibatan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menyejukkan Pemilu 2019 ini juga dilakukan di Pemalang, Jawa Tengah. Ketua FKUB Pemalang, Mudatsir bersama Ketua Ormas NU, Muhammadiyah dan perwakilan MUI, serta sejumlah tokoh agama lainnya memantau langsung rapat pleno Pemilu 2019 di KPU Kabupaten Pemalang.

Mereka bahkan turut mencatat dan mendokumentasikan hasil rekapitulasi penghitungan suara yang dibacakan oleh masing-masing ketua PPK untuk memastikan bahwa rapat pleno benar-benar berjalan dengan baik.

"Ternyata kami melihat bersama bahwa penghitungan suara di KPU Kabupaten Pemalang berjalan dengan jujur, adil, transparan, tanpa ada unsur kecurangan dan sebagainya," ujar Mudatsir.

tukar sarung ©Liputan6

foto: Liputan6.com

Mudatsir mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kondisi Pemalang yang sejuk usai Pilpres. Terlebih umat muslim tengah bersiap menyambut Ramadan.

"Kami juga ucapkan terima kasih pada TNI-Polri atas pengamanan seluruh tahapan Pemilu 2019 di wilayah Kabupaten Pemalang sehingga dapat berjalan dengan aman dan kondusif," ucap Mudatsir.

Imbauan untuk berdamai usai Pilpres juga disuarakan oleh Ketua PCNU Kabupaten Kebumen, Dawamudin. Ia meminta agar masyarakat yang sebelumnya terbelah menjadi dua kubu capres kembali berdamai.

"Saling berpelukan, saling memaafkan," kata Mudatsir.

Ia pun menilai, pemilu di Kabupaten Kebumen mulai dari pemungutan suara, penghitungan suara, hingga rekapitulasi penghitungan di tingkat KPU berjalan transparan, jujur, adil, dan demokratis. Karenanya, ia meminta agar masyarakat bersabar menunggu pengumuman resmi KPU.

Menjelang Ramadan, ia juga mengatakan tak ada lagi kubu 01 dan 02. Semuanya sudah berubah menjadi 0-0, tanda memaafkan untuk menyambut Ramadan.

"Terkait Pemilu serentak terutama Pilpres, itu untuk diselesaikan melalui jalur-jalur konstitusional," imbau Mudatsir.