Brilio.net - Selasa (26/9) kawasan wisata Malioboro Yogyakarta tampak tak seperti biasanya. Area ini jauh lebih sepi dibanding pemandangan sehari-hari. Sepanjang jalan, tidak ada pedagang, seniman jalanan, bahkan becak andong.

Hari ini merupakan kali pertama pelaksanaan pembebasan area dari segala aktivitas yang menimbulkan keramaian selama 24 jam. Setiap 35 hari sekali, akan dilaksanakan kegiatan bernama Reresik Malioboro ini. Hari yang dipilih adalah Selasa Wage.

Kesepakatan ini merupakan hasil dari rapat bersama antara beberapa komunitas yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dalam forum Rapat Koordinasi Reresik Malioboro Selasa Wage yang diadakan di ruang Rapat Antasena Kompleks Balai Kota Yogyakarta.

Kepala UPT Malioboro Syarif Teguh menuturkan, kerja bakti pertama kali ini difokuskan pada pembersihan pot-pot tanaman dari sampah, membersihkan lampu, taman, dan ada rencana menambah tempat sampah.

Reresik Malioboro ini merupakan upaya untuk menidurkan atau mengistirahatkan sementara Malioboro. Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yunanto Dwi Sutono menyatakan, nantinya setiap hari H Reresik Malioboro akan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang membuat suasana nyaman.