Brilio.net - Pandemi virus corona tak hanya berdampak pada kesehatan, namun juga sektor kehidupan lain, termasuk ekonomi. Bahkan banyak kalangan memprediksi virus ini bisa berujung pada krisis ekonomi global. Nah di tingkat masyarakat, penyebaran virus ini berakibat pada kehidupan mereka.

Salah satunya dirasakan pengemudi taksi yang penghasilannya ikut terpukul karena sepi penumpang. Ini akibat diterapkannya social distancing yang menyebabkan orang lebih banyak tinggal di rumah. Para pengemudi taksi pun menjerit karena tak lagi mampu membeli sembako untuk anak isteri dalam beberapa hari.

Rupanya jeritan mereka didengar Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Prof Rhenald Kasali. Founder Rumah Perubahan ini pun menanggapi jeritan para pengemudi taksi itu dengan tindakan nyata. Ia menggandeng yayasan yang dibangunnya 8 tahun lalu bersama murid-muridnya, Kitabisa.com untuk menggalang dana dan membeli sembako untuk mereka.

“Suara curhatan pengemudi taksi itu riil. Di saat seperti ini, mereka semua menahan lapar untuk mencari sesuap nasi untuk anak-istri di rumah. Kita mendengarkannya, karena kita sama-sama pernah jadi penumpang,” ujar Rhenald di Kantor Sido Muncul, Jakarta, Sabtu (4/4).

Rhenald Kasali Galang Sembako © 2020 brilio.net

Upaya yang digalang Rhenald ini untuk mendukung gerakan pemerintah mencegah penyebaran wabah melalui work from home (WFH). Ibarat sebuah koin dengan dua sisi, Rhenald melihat hal ini juga membuat aktivitas ekonomi berdampak pada pekerja di sektor transportasi.

Berkat upaya ini, dana yang sudah terkumpul mencapai lebih dari Rp 700 juta per 4 April 2020. Bukan cuma itu, pemilik Sido Muncul Irwan Hidayat turut berdonasi dengan memberikan tambahan 1.000 paket sembako, Sabtu (4/4).

Rhenald menggerakkan murid-muridnya untuk berpartisipasi. Di antara para penyumbang terdapat sejumlah menteri, artis, pendidik, dan pengusaha. “Tapi yang membuat kami terharu, sebagian besar merahasiakan jati dirinya (anonim), dan banyak rakyat biasa yang menyumbang satu-dua ribu rupiah dan mengirim doa,” paparnya.

Dalam kurun waktu dua minggu, upaya ini juga berhasil memobilisasi banyak selebgram untuk ikut berkampanye. Menurut CEO Kitabisa.com, Alfatih Timur kini ada 1.800 campaigner yang sudah berhasil memobilisasi dana hingga Rp 82 miliar untuk kemanusiaan.

Dalam situasi sulit seperti ini, kata Rhenald, semangat kerelawanan sosial harus ditumbuhkan. Sebab, dana APBN terbatas, sehingga tidak semua orang yang terdampak bisa terlindungi oleh program pemerintah yang pelaksanaannya pun butuh waktu. “Daripada ribut di sosmed atau di televisi, lebih baik kita bergerak cepat dalam tindakan,” ajaknya.

Bantuan yang terkumpul akan diserahkan dalam bentuk sembako kepada para pengemudi melalui kantin-kantin di setiap pool taksi. “Harapan kami, kebaikan kecil ini dapat diikuti tokoh-tokoh lain agar mencukupi kebutuhan hidup para pekerja sektor informal,” jelasnya.

Inisiasi Rhenald itupun disambut positif banyak pihak. Untuk sosialisasi penggalangan dana, Rhenald membuat flyer simpatik untuk mengajak para donatur bergerak bersama. Dengan tekun, dia menyebarkan inisiatif penggalangan dana itu pada para relasi dan sahabatnya. Maka, para pelaku usaha, mahasiswa, hingga masyarakat pun akhirnya ikut tergerak.

Penggalangan dana yang merupakan bagian dari campaign #BersamaLawanCorona di platform Kitabisa.com ini akan terus dibuka hingga 57 hari mendatang. "Kami melihat apa yang dilakukan Pak Rhenald ini posittif dan riil untuk membantu masyarakat yang terdampak, khususnya pengemudi taksi,” kata Irwan Hidayat.

Founder dan CEO Kitabisa.com Alfatih Timur menambahkan, Rhenald Kasali sangat proaktif dalam penggalangan dana. Gerakan inipun banyak didukung public figure maupun selebgram sehingga campaign-nya pun bisa menjangkau banyak orang dalam waktu singkat.

“Baru enam hari sudah terkumpul lebih dari Rp 700 juta. Mudah-mudahan donasi akan terus mengalir sehingga makin banyak pengemudi taksi bisa dibantu,” ucap Timmy, begitu Alfatih Timur biasa disapa. Semoga!