Brilio.net - Para peneliti di Inggris sampai saat ini masih mencari cara untuk mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19. Mereka terus mencoba melakukan penelitian dan percobaan. Dilansir brilio.net dari dailymail.co.uk, Selasa (10/3) para ilmuwan London bahkan rela membayar sukarelawan £ 3.500 atau setara Rp 65 juta.

Mereka dibayar untuk menjadi relawan terinfeksi virus Corona. Pusat Inovasi Queen Mary BioEnterprises, London, merekrut 24 orang untuk studi ini. Mereka akan disuntik dengan dua jenis virus mematikan yang lebih lemah, yang telah menewaskan lebih dari 3.800 orang di seluruh dunia. Suntikan itu akan memberi mereka gejala pernapasan yang serupa pasien Corona lain.

Inovasi yang dikembangkan oleh perusahaan Hvivo ini kemudian akan diuji. Pasien akan tetap dikarantina selama dua minggu untuk melihat apakah itu berhasil. Peserta yang dikarantina akan diberi makan diet terbatas. Mereka juga tidak diizinkan melakukan kontak dengan orang lain atau berolahraga.

Relawan Inggris dibayar Rp 65 merdeka

foto: Merdeka.com

Sekitar 35 vaksin lain sedang dalam pengembangan, pemerintah Inggris bahkan menjanjikan tambahan senilai £ 46 juta atau Rp 862 miliar demi 'perang' melawan coronavirus.

Kendati demikian, para ahli mengatakan vaksin tidak mungkin langsung disetujui. Sedangkan sejauh ini ribuan orang di seluruh dunia jatuh sakit karena COVID-19. Seorang pria berusia 60-an menjadi korban meninggal ketiga di Inggris akibat virus COVID-19. Serta setidaknya 280 pasien telah dikonfirmasi terinfeksi.

Cathal Friel, ketua eksekutif perusahaan utama Hvivo, Open Orphan, mengklaim perusahaannya berada di 'garis depan perjuangan melawan wabah'. Pembuat vaksin lain datang dari seluruh dunia, menggunakan wawasan para ilmuwan dari Universitas Oxford, Imperial College London, Universitas Queensland dan Baylor di New York.

Relawan Inggris dibayar Rp 65 merdeka

foto: gisanddata.maps.arcgis.com

Menurut The Wall Street Journal, para peneliti di Seattle, Amerika Serikat juga mulai merekrut sukarelawan sehat untuk berpartisipasi dalam uji klinis untuk vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Moderna Therapeutics.