Brilio.net - Naiknya aktivitas Gunung Anak Krakatau mengakibatkan hujan abu vulkanik di beberapa wilayah di provinsi Banten dan Lampung. Status gunung yang terletak di tengah Selat Sunda ini sudah berada di level 3 atau Siaga.

Peningkatan status yang cukup signifikan membuat kawasan rawan bencana diperluas menjadi 5 km dari gunung. Sebelumnya, erupsi Gunung Anak Krakatau ini juga mengakibatkan tsunami menerjang perairan Selat Sunda, Sabtu (22/12) lalu.

Tsunami yang disebabkan oleh longsoran tubuh gunung akibat material vulkanis Gunung Anak Krakatau ini menerjang lima kabupaten di Banten dan Lampung. Tak hanya itu, tsunami tersebut memakan ratusan korban jiwa, ribuan orang terluka dan ratusan lainnya dinyatakan hilang. Tsunami juga memporak-porandakan bangunan di pesisir pantai serta sejumlah akses jalan sempat lumpuh total.

Gunung Anak Krakatau sejak Juni 2018 telah menunjukkan aktivitas vulkanis meskipun dalam skala kecil. Aktivitas tersebut tak sampai menimbulkan gelombang laut besar seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Oleh karena itu, tsunami perairan Selat Sunda tersebut tergolong fenomena cukup langka.

prediksi tsunami banten © 2018 berbagai sumber

foto: liputan6.com

Aktivitas Gunung Anak Krakatau hingga kini masih terus dipantau sebab menunjukkan peningkatan aktivitas yang cukup besar. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga secara rutin menginformasikan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau melalui berbagai media sosial.

Mulai dari informasi status gunung hingga informasi persebaran abu vulkanik dan informasi yang bersifat preventif untuk menanggulangi kemungkinan buruk terjadinya tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.

Kepala Pusat Informasi Gempa dan Peringatan Tsunami BMKG, Daryono, mengunggah dalam akun Instagram pribadinya mengenai penjalaran gelombang tsunami yang menerjang Selat Sunda, akibat erupsi Gunung Anak Krakatau. Dilansir brilio.net dari akun Instagram @daryonobmkg, berikut peta penjalaran gelombang tsunami di Selat Sunda.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Model penjalaran tsunami selat sunda

A post shared by Daryono BMKG (@daryonobmkg) on

 

Selain itu, Daryono juga membagikan time travel atau waktu tempuh gelombang tsunami di wilayah pesisir Selat Sunda seandainya Gunung Anak Krakatau kembali erupsi. Hal ini bisa dipelajari oleh masyarakat agar semakin waspada dengan berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi.

prediksi tsunami banten © 2018 berbagai sumber

foto: Instagram/@daryonobmkg

"Tsunami Travel Time utk epic di G. Anak Krakatau, diperlukan waktu 20 menit utk tiba di Kab Tanggamus, 30 menit utk pesisir barat Banten," tulis Daryono dalam unggahan di akun Instagramnya.

Berdasarkan gambar tersebut, dapat dilihat waktu tempuh gelombang tsunami untuk berbagai wilayah yang mungkin terdampak bencana. Salah satu yang tercepat terimbas gelombang besar adalah Kabupaten Tanggamus dengan waktu tempuh hanya berkisar 20 menit, kemudian pesisir barat Banten yang waktu tempuh gelombang hingga wilayah daratan sekitar 30 menit saja.