Brilio.net - Sekitar 50 ribu personel gabungan TNI-Polri disiagakan untuk mengamankan Aksi 22 Mei di Jakarta. Semua personel tersebut hanya dibekali dengan senjata berpeluru karet.

"Kemarin saya sudah sampaikan instruksi Panglima TNI dan Kapolri, jelas petugas pengamanan personel pengamanan dalam penyampaian demo sejak kemarin hingga hari ini tidak dibekali peluru tajam," ujar Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Rabu (22/5).

Terkait kabar adanya korban meninggal dunia dalam kerusuhan 22 Mei dini hari, polisi masih menyelidiki penyebabnya. Bila akibat terkena peluru tajam, ia menegaskan bukan dari senjata personel jaga aksi 22 Mei.

"Kami yakinkan kalau ada yang peluru tajam, itu bukan (dari) personel Polri dalam konteks unjuk rasa ini," kata Iqbal seperti dikutip dari Liputan6.

Sementara itu, Iqbal menyebutkan sudah ada 58 provokator yang ditangkap dan sedang diperiksa lebih lanjut mengenai Aksi 22 Mei yang berakhir ricuh itu. Massa tersebut ternyata berasal dari luar Jakarta, seperti dari Jawa Barat, Banten bahkan Jawa Tengah.

Selain mengamankan puluhan provokator, petugas juga menahan satu mobil ambulans berlambang partai politik. Ditemukan tumpukan batu dan berbagai peralatan pada mobil ambulans tersebut. Bahkan ditemukan juga beberapa amplop yang berisi uang.

"Semua sudah kami sita," kata Iqbal.

Polisi juga meyakini dari massa anarkis tersebut menunjukkan bahwa itu bukan merupakan peristiwa spontan. Melainkan telah dirancang untuk melakukan aksi anarkis dan brutal.

"Beda dengan massa aksi damai yang sangat kooperatif," imbuhnya.