Brilio.net - Mantan Kepala Staf Kostrad Mayor Jendral TNI (Purn) Kivlan Zen ramai diperbincangkan lantaran dirinya disebut-sebut sebagai salah satu dalang kerusuhan 22 Mei di sekitar gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta. Tak hanya itu, bahkan ia disebut sebagai otak di balik rencana pembunuhan empat jendral serta direktur lembaga survei Charta Politika, Yunarto Wijaya.

Dilansir brilio.net dari liputan6.com, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, Polri tak pernah mengatakan Mayjen (Purn) Kivlan Zen sebagai pelaku dalang kerusuhan pada aksi 21-22 Mei lalu. Apa yang anggotanya ungkapkan berdasarkan di Kemenko Polhukam adalah berdasarkan kronologi peristiwa.

"Tolong dikoreksi bahwa dari Polri tidak pernah mengatakan dalang kerusuhan itu adalah Pak Kivlan Zen, nggak pernah. Yang disampaikan oleh Kadiv Humas pada saat press release di Polhukam adalah kronologi peristiwa di 21-22 (Mei)," kata Tito di Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas,) Jakarta Pusat yang dilansir dari liputan6.com.

Ada pula dugaan bahwa aksi tersebut merupakan settingan. Hal itu dikarenakan ditemukannya berbagai barang bukti seperti senjata tajam dan juga bom molotov.

"Di mana ada dua segmen yakni aksi damai dan aksi yang sengaja untuk melakukan kerusuhan. Kalau nggak sengaja kok nggak ada penyampaian pendapat, kok langsung menyerang, yang jam setengah 11 malam, kok ada bom molotov," kata Kapolri.

"Bom molotov itu kan pasti disiapkan, bukan peristiwa spontan pake batu seadanya. Ini ada bom molotov, panah, parang, ada roket mercon, itu pasti dibeli sebelumnya. Kemudian ada mobil ambulans yang isinya bukan peralatan medis, tapi peralatan kekerasan," beber Tito.

Hal itu membuat Tito semakin yakin bahwa aksi tersebut sudah direncanakan. Namun sekali ia menegaskan bahka pihak kepolisian tidak menyetakan bahwa Kivlan Zen sebagai dalang kerusuhan.