Brilio.net - Ekspedisi Menembus Langit dengan menerbangkan pesawat tanpa awak hingga lapisan Stratosfer mengalami kendala pada percobaan pertamanya. Drone buatan Indonesia Ai-X1 tersebut harus pulan lebih awal ketika baru mencapai ketinggian 10 kilometer.

Sebagaimana rilis yang diterima brilio.net, bertepatan dengan momen Sumpah Pemuda kemarin, peluncuran pertama UAV AiX1 tersebut dilakukan di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat pada pukul 06.20 WIB. Sementara pusat control (command center) berada di Gedung Cyber 1 Internet Data Center (IDC), Jakarta.

Skenario awal, pesawat yang dirancang tahan hingga suhu minus 70 derajat Celsius itu akan melepaskan diri dari balon pada ketinggian 30 kilometer. Selama menjalankan misi, pesawat yang dilengkapi sensor meteorologi dan kamera 360 derajat itu akan menangkap data atmosfer. Data tersebut selanjutnya akan diolah dan didistribusikan ke universitas-universitas di Indonesia yang memiliki jurusan terkait dengan bidang aeronautika.

Namun saat baru mencapai ketinggian 10 kilometer, pesawat tersebut tiba-tiba melepaskan diri dari balon cuaca. Diduga pesawat tiba-tiba melepaskan diri dari balon karena sistem pengaman (fail-safe) otomatisnya terganggu akibat awan tebal.

Pesawat Ai-X1 yang didesain oleh AeroTerrascan ini merupakan pesawat tanpa awak yang berukuran 621 cm x 1006 cm. Bobotnya 2,7 kg, dengan bahan yang terbuat dari fiber composite.

Untuk sistem navigasinya Ai-X1 menggunakan autopilot berbasis APM yang dilengkapi airspeed sensor, GPS, radio telemetry, dan video transmitter 1,2 Ghz. Sementara sumber tenaganya berasal dari baterai LiPo 4S sebesar 2200 mAh dan 3S 4000 mAh.

Peluncuran kedua rencananya dilaksanakan Sabtu (29/10), pukul 06.00 pagi. Dan sampai berita ini diturunkan, brilio.net belum bisa mendapat informasi terkini terkait perkembangan misi ini.