Brilio.net - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengimbau kepada seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di daerah masing-masing untuk mewaspadai betul tentang penyakit antraks. Kasus penyakit berbahaya ini sudah menyerang beberapa warga di Kulon Progo beberapa waktu lalu.

"Kasus penularan ke manusia sangat jarang terjadi. Namun, kami tetap meminta puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan setelah muncul kasus di Kabupaten Kulon Progo," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini, seperti dikutip brilio.net dari Antara, Sabtu (20/1).

Menurut Fita, petugas di tiap puskesmas diminta mewaspadai pasien yang mengalami sejumlah gejala seperti demam, peradangan, mual hingga muntah, khususnya terhadap pasien yang diketahui memiliki riwayat melakukan kontak langsung dengan hewan ternak atau produk dagingnya.

Fita mengatakan bahwa penyakit antraks yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis tersebut bisa menyerang sejumlah bagian tubuh seperti kulit hingga selaput otak.

"Gejala yang dialami tentu berbeda antara antraks yang menyerang kulit dengan yang menyerang selaput otak. Semuanya perlu diwaspadai," katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Dinas Pertanian Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto mengaku sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah DIY terkait kewaspadaan penularan antraks.

"Kasus di Kulon Progo menjadi kewaspadaan bersama, tetapi juga harus dipastikan apakah kasus tersebut benar disebabkan oleh antraks," ujar Sugeng.

Gejala penyakit antraks pada hewan biasanya diawali dengan suhu tubuh tinggi, hewan kehilangan nafsu makan, pembengkakan di sekitar leher dan hidung. Khusus untuk sapi perah dapat mengarah pada terhentinya produksi susu.

Sementara itu, Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran UGM R Ludhang Pradipta Rizki mengatakan penegakan diagnosis secara dini sangat penting untuk penanganan penyakit tersebut.

"Pasien sudah seharusnya dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan sejak awal dan jika diperlukan, ditempatkan di ruang isolasi guna mencegah penyebaran infeksi," katanya.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan antraks kepada manusia antara lain harus menghindari kontak langsung dengan bahan atau makanan yang berasal dari hewan yang dicurigai terkena antraks. Selain itu semua warga masyarakat harus selalu menjaga kebersihan lingkungan, segera mengobati luka yang terbuka dan memusnahkan bangkai hewan yang mati karena antraks.

Menurut informasi yang dihimpun brilio.net, sudah 16 orang yang positif terjangkit virus antraks tersebut. Belasan warga yang terjangkit berasal dari Pedukuhan Ngroto, Ngaglik, dan Penggung, yang sebelumnya diketahui mengonsumsi daging ternak yang sudah sakit.