Brilio.net - Gempa dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala (28/9) masih menyisakan tangis dan kesedihan. Banyak warga terluka parah hingga jatuhnya korban jiwa, bangunan hancur dan rusak parah. Bantuan terus berdatangan menuju area yang terdampak gempa dan tsunami. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa jumlah korban tewas terus meningkat dan mencapai lebih dari 1.400 hingga Selasa (2/9). Ada pun yang hilang 113 orang, dan masih ada beberapa jenazah yang masih tertimbun.

Pemerintah pun masih fokus dengan penanganan pascagempa. Sangat disayangkan saat masih duka terasa, muncul di berbagai media sosial soal adanya penjarahan di beberapa tempat di Kota Palu, salah satunya di gudang minimarket. Hal tersebut dapat dilihat melalui sebuah video yang diunggah di salah satu akun Facebook Siti-Masruroh. 

 

 

 

 

 

Dalam video tersebut, terlihat warga mengambil barang yang ada di gudang. Ada yang berada di atas rak besar dan menjatuhkan berbagai barang agar bisa diambil warga di bawahnya.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, pihaknya memberi toleransi terhadap warga yang mengambil paksa makanan atau kebutuhan pokok lainnya di toko-toko dengan dalih untuk bertahan hidup. Namun, jika barang yang dijarah bukan kebutuhan pokok, seperti barang elektronik dan lainnya, Polri akan menindak tegas.

"Kalau barang-barang lain, ini sudah kriminal. Oleh sebab itu, kami mohon dengan hormat dan sangat. Ini menjadi atensi juga dan kami akan mengamankan," ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan seperti dikutip brilio.net dari Liputan6.