Brilio.net - Sebuah penelitian di Belanda tentang asal-usul Covid-19 telah menjelaskan perdebatan yang sedang berlangsung mengenai garis waktu pandemi.

Dilansir brilio.net dari newseu.cgtn.com, Rabu (4/8), pada tahun lalu, ilmuwan Italia dari laboratorium VisMederi di Universitas Siena dan Institut Kanker Milan menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa antibodi untuk virus Covid-19 ditemukan dalam darah sukarelawan di Italia pada Oktober 2019.

Kasus virus pertama yang dilaporkan terjadi di Wuhan pada Desember 2019, dan awalnya diperkirakan virus tersebut belum secara resmi sampai ke Italia hingga Februari tahun berikutnya.

Namun, para peneliti menguji darah dari 959 sukarelawan yang mengambil bagian dalam uji coba skrining kanker antara September 2019 dan Maret 2020. Dari kelompok itu, 11,6 persen memiliki tanda-tanda dalam darah mereka yang menunjukkan bahwa mereka telah mengalami Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian meminta sampel tersebut untuk diuji ulang dengan bantuan peneliti di Erasmus University of Rotterdam.

Para ilmuwan Italia sejak itu menerbitkan temuan mereka dalam sebuah artikel yang disebut "Garis waktu penyebaran Covid-19 di Italia: hasil dari pengujian ulang serologis independen."

Dikatakan bahwa para peneliti mengonfirmasi temuan studi asli. Tapi itu belum ditinjau oleh rekan sejawat. Rekan-rekan Belanda mereka juga mengatakan bahwa hasilnya tidak konklusif.

Perselisihan berpusat di sekitar kriteria untuk mengidentifikasi antibodi Covid-19 dalam darah. Studi asli membutuhkan satu dari tiga antibodi terkait virus corona untuk menunjukkan infeksi sebelumnya. Penelitian oleh Universitas Erasmus mengonfirmasi bahwa antibodi yang ditemukan oleh para peneliti Italia ada.

Namun, Universitas Erasmus mengharuskan ketiganya untuk menunjukkan infeksi baru-baru ini. Tiga dari sampel yang diuji buta oleh para peneliti dari penelitian asli Italia dinyatakan positif. Tidak ada yang memiliki ketiganya.

“Berdasarkan kriteria yang kami tetapkan, kami tidak dapat memastikan mayoritas positif. Oleh karena itu, kami memiliki kesimpulan yang berbeda,” kata Marion Koopmans, ahli virus Belanda di Universitas Erasmus yang dilansir dari newseu.cgtn.com, Rabu (4/8).

Penelitian lain juga mempertanyakan garis waktu penyebaran Covid-19. Studi bersama lain oleh China dan WHO mengklaim bahwa mungkin ada kasus virus sporadis sebelum Desember 2019.