Brilio.net - Unjuk rasa yang terjadi di Papua kembali ricuh dan pecah pada Kamis (29/8) malam. Beberapa fasilitas dirusak massa terutama di wilayah Abepura, Sentani, dan Jayapura. Dampak dari kerusakan tadi malam, tentunya membuat seluruh masyarakat cemas.

Hingga tadi pagi situasi Kota Jayapura hingga Abepura pagi ini masih mencekam. Meskipun begitu, sejumlah kendaraan sudah terlihat lalu lalang di ruas Jalan Abepura dan Kotaraja. Kendaraan juga sudah bisa melintas jalan satu-satunya penghubung kota dan Kabupaten Jayapura. Namun, hampir seluruh pertokoan masih tutup.

Seluruh sekolah yang ada di Kota Jayapura, Papua, juga diliburkan selama sepekan. Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura Fachrudin Passolo mengatakan, keputusan meliburkan kegiatan sekolah selama sepekan mulai hari ini mencakup Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga Sekolah Menengah Atas.

"Tadi Pak Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano sudah sampaikan di RRI. Sekolahan libur selama sepekan," katanya dilansir brilio.net dari merdeka.com pada Jumat (30/8).

"Keputusan libur ini juga dilihat karena situasi terkini di Kota Jayapura, apalagi orang tua khawatir. Jika sudah nyaman pasti akan diimbau lagi untuk bersekolah," tambahnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 4 Kota Jayapura Laba Sembiring mengatakan, murid sekolahnya diliburkan karena situasi dinilai belum sepenuhnya kondusif.

"Ini juga atas saran dari pihak keamanan," katanya.

Roberth, orang tua siswa SMP Paulus Abepura dan SD Gembala Baik Abepura, juga mengatakan bahwa sekolah anaknya diliburkan.

"Ada imbauan dari Yayasan Katolik lewat kepala sekolah, bahwa anak sekolah libur," katanya.

Di sekolah-sekolah yang ada di Abepura dan sekitarnya juga tidak terlihat ada aktivitas belajar mengajar.

Pada Kamis (29/8) massa berdemonstrasi di Jayapura untuk menentang tindakan rasialis terhadap mahasiswa Papua. Demonstrasi itu diwarnai dengan aksi pelemparan batu dan perusakan mobil aparat keamanan, perusakan fasilitas umum, dan pembakaran Kantor Majelis Rakyat Papua.