Brilio.net - Pandemi Covid-19 yang menghantam berbagai perusahaan plat merah Indonesia memaksa beberapa di antaranya melakukan efisiensi, seperti memberlakukan PHK. Lain cerita dengan PT KAI yang memutuskan untuk mengamankan karyawan, baik dari Covid-19 maupun PHK.

Humas PT KAI DAOP 5 Purwokerto, Eko Budianto, dalam jumpa pers Minggu (6/12) di Yogyakarta, menegaskan bahwa tidak ada karyawan PT KAI yang dirumahkan. Dalam praktiknya, PT KAI memberlakukan sistem shift untuk karyawan demi memutus mata rantai penyebaran virus corona, serta mengingat jumlah kereta api yang beroperasi belum sebanyak sebelum pandemi.

"Manajemen KAI persero pusat melakukan berbagai tindakan. Misalnya petugas restorasi kereta api, mereka bisa berjualan di stasiun atau kita mungkin liburkan. Bukan dipecat, tapi diliburkan, dibagi shiftnya. Yang penting tidak memecat, tidak merumahkan temen-temen," terang Eko Budianto.

Seperti diketahui, PT KAI juga terdampak pandemi. Operasional kereta api sempat berhenti. Bersamaan era kebiasaan baru, perlahan banyak kereta api yang beroperasi. Namun, jumlah penumpang yang dulunya 100 persen untuk kereta api jarak jauh, dan 150 persen untuk kereta api lokal, kini turun menjadi 70 persen saja. Dengan demikian, profit PT KAI hanya selisih sedikit dari Break-Even Point (BEP).

Sebagai perusahaan, PT KAI masih menjalankan tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR). Belum lama ini PT KAI memberikan bantuan kepada masyarakat. Di Purwokerto, PT KAI menggelontorkan bantuan masker, face shield, serta obat-obatan kepada masyarakat. Bantuan masker untuk pedagang di Malioboro, Yogyakarta, juga dilakukan PT KAI bekerja sama dengan Korem, Polres, dan Polda. Selain itu, PT KAI juga memberikan bantuan kepada pengungsi Gunung Merapi.

"Baru saja saat ini di Jogja, kita memberikan bantuan, termasuk masker, perlengkapan pengungsi Merapi di Pakem, Klaten, maupun Magelang. CSR kereta api pada saat pandemi seperti ini intens memberikan bantuan," pungkas Eko.