Brilio.net - Meletusnya Gunung Semeru baru-baru ini membuat ratusan warga sekitar mengungsi. Selain itu, seorang pekerja di kawasan pertambangan pasir juga sempat dilaporkan hilang.

Operator alat berat tersebut dilaporkan hilang pasca-erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Beruntungnya, kini ia sudah ditemukan.

Usut punya usut, orang tersebut ternyata sempat ketiduran. Setelah terbangun, dia segera menuju ke arah permukiman warga.

"Tidak hilang, dia operator. Sudah ketemu," ujar Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim), Satriyo Nurseno, seperti dikutip brilio.net dari Liputan6.com pada Rabu (2/12).

Satriyo lantas mengungkapkan bahwa penambang pasir tersebut ketiduran sebelum Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar, abu vulkanik hingga awan panas guguran. Untungnya, material muntahan Gunung Semeru tidak mengarah kepada dirinya. Setelah terbangun, si penambang ini bermaksud ke arah permukiman warga di Kecamatan Pronojiwo tapi justru tersesat.

Operator alat berat semeru © Instagram


© Instagram/@bpbdkab.lumajang

"Dia ketiduran, posisi bangun bingung jalan keluar tapi tersesat. Ditemukan kemarin sore," imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menerima laporan perkembangan terkini hingga pukul 07.00 WIB, BPBD Lumajang menginformasikan warga yang sempat melakukan evakuasi telah kembali ke rumah masing-masing. Satu orang diduga hilang dan masih dalam konfirmasi petugas di lapangan.

"BPBD juga mencatat sejumlah kerugian materiil berupa alat deteksi di wilayah Sawur, aset penambangan warga termasuk alat berat dan kendaraan, hewan ternak, area kebun dan sawah, infrastruktur pipa dan tempat usaha warga," katanya tertulis.

Operator alat berat semeru © Instagram


© Instagram/@bpbdkab.lumajang

Terkait dengan kondisi terakhir sekitar Gunung Semeru, pantauan pada pukul 00.00 – 06.00 WIB, gunung terlihat jelas dan asap kawah tidak teramati. Awan panas guguran teramati dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah tenggara. Parameter aktivitas lainnya yaitu tremor 2 kali dengan durasi berkisar 1.798 hingga 2.400 detik.

PVMBG telah merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan Kawah Jongring Seloko sebagai alur luncuran awan panas. Warga diminta untuk mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jonggring Salako.

"BNPB terus memonitor penanganan darurat dan kondisi aktivitas vulkanik dengan berkoordinasi dengan BPBD setempat," ujar Raditya.