Brilio.net - Kontribusi tokoh dan warga Nahdlatul Ulama (NU) di Pilpres 2019, menjadi salah satu faktor kemenangangan yang diraih Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Seperti yang diketahui bahwa saat ini Jokowi-Ma'ruf masih menjalani sidang gugatan dari Prabowo-Sandi di Mahkamah Konstitusi (MK).

Dilansir brilio.net dari merdeka.com, Kamis (20/6), melihat hal itu Ormas terbesar di Tanah Air itu sudah berani blak-blakan mengusulkan tambahan jatah menteri untuk kader NU di kabinet berikutnya.

"Tidak ada dukungan politik yang gratis!" tegas Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali) usai menghadiri Halal bi Halal Keluarga Besar Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) di Masjid Al Akbar Surabaya, Rabu (19/6) malam dilansir dari merdeka.com, Kamis (20/6).

Bahkan kabarnya pengasuh Ponpes Bumi Shoawat, Tulangan, Sidoarjo ini yakin jika kader NU yang diusulkan akan pos menteri yang strategis.

"Insya Allah akan mendapat posisi yang strategis," katanya.

Gus Ali enggan menyebutkan nama-nama yang akan diusulkan tersebut.

"Saya ndak berani nyampaikan (nama), ada.. ada. Sebentar lagi ada (nama warga NU yang diusulkan)," elaknya sembari menegaskan jika nama-nama yang akan diusulkan sudah dibicarakan di internal NU.

Sama halnya dengan Gus Ali, Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar juga menuturkan hal serupa. Di mana ia menyebutkan bahwa permintaan jatah menteri itu wajar.

"Sesuatu yang wajar kan, dan ndak dilarang. Ya tinggal gimana nanti cara dan suatu bentuk komitmen-komitmen yang akan, ya lihat nanti. Tentu kan banyak yang berkeinginan," kata Kiai Miftah, sapaan KH Miftachul Akhyar.

Namun ia mengungkapkan bahwa belum menentukan nama-nama kader NU yang akan diusulkan ke Jokowi, beda dengan pengakuan Gus Ali.

"Belum!" elak mantan Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur tersebut. Sudah Komuniasi dengan Jokowi

Kiai Miftachul mengaku bahwa pihaknya sudah berkomunikasi dengan Jokowi mengenai usulan tambahan jatah menteri untuk NU, Kiai Miftah mengaku sudah ada.

"Tapi apakah menjurus, bagaimana, ya komunikasi biasa," ucapnya.

Sekedar informasi bahwa sejumlah nama dari kalangan NU dispekulasikan bakal menjabat menteri di kabinet Jokowi pada periode berikutnya.

Sejumlah nama itu di antaranya Ketua PP Muslimat NU, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, mantan Ketua Umum Fatayat NU, Ida Fauziyah, serta Ketua Umum PP GP Ansor (salah satu Banom NU), Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut.

Saat ini di kabinet Jokowi tercatat ada enam menteri dari kalangan NU, yaitu Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, M Nasir; Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri; Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. Kemudian Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo yang menggantikan Marwan Ja'far, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin; serta Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa yang diganti Agus Gumiwang dari Golkar karena maju Pilgub Jawa Timur 2018.