Brilio.net - Penggunaan media sosial (medos) yang masif saat ini membuat masyarakat kebanjiran informasi. Sebagian mereka menggunakannya untuk narsis, namun ada juga yang menggunakan sebagai diplomasi.

Relawan Komunitas Peduli ASEAN dan sejumlah pegiat medsos pada Car Free Day di Jakarta, Minggu (24/4) menyampaikan komitmen mereka memanfaatkan teknologi untuk keperluan diplomasi. Salah satunya dengan cara menyampaikan berita-berita positif tentang Indonesia.

“Medsos untuk kepentingan pribadi itu bagus, kalau digunakan untuk kepentingan organisasi juga bagus. Namun jika digunakan untuk kepentingan nasional tentu lebih bagus. Bela negara tugas semua, senjatanya  medsos. Itu salah satu pesan dari proklamasi ini.” jelas Hariqo Wibawa Satria, Direktur Eksekutif Komunikonten (Institut Media Sosial dan Diplomasi) kepada brilio.net.

Untuk menunjukkan komitmen tersebut, ratusan komunitas ini membacakan proklamasi versi mereka yang bunyinya kayak gini nih :

proklamasi © 2016 brilio.net



Proklamasi

Kami generasi muda Indonesia, dengan ini menyatakan siap mengisi kemerdekaan dan membela kepentingan nasional Indonesia.

Adapun mengenai media sosial, kami akan terus menggunakannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membahagiakan warga, melindungi segenap warga bangsa, mempertahankan keutuhan NKRI, ikut melawan propaganda radikalisme, dan sparatisme, dan mempromosikan pariwisata, kuliner dan produk-produk lokal Indonesia.

“Saling kritik antar kita di medsos itu biasa, meski ada batasnya. Yang saya heran ketika Singapura tidak kunjung menandatangani perjanjian ekstradisi, yang jelas merugikan Indonesia. Tapi isunya di medsos dingin-dingin saja," ungkapnya.

"Namun melihat situasi terkini, saya sangat optimistis kolaborasi pengguna medsos akan semakin meningkat. Sekarang ini auranya optimistis, spiritnya kolaborasi dan pengennya berbagi,” imbuh Hariqo yang juga alumnus jurusan Diplomasi Internasional Universitas Paramadina ini.