Brilio.net - Pada perayaan Paskah kemarin Minggu (21/4), masyarakat dunia dikejutkan dengan ledakan bom yang terjadi di Asia Selatan, tepatnya di Sri Lanka. Peledakan bom bunuh diri ini terjadi di beberapa lokasi, yakni delapan tempat dalam empat kota di Sri Lanka.  

Adapun lokasi peledakan meliputi Colombo, Negombo, Kochchikade, dan Batticaloa. Sebanyak tiga gereja yang tengah merayakan Paskah menjadi target sasaran bom. Selain itu, bom juga meledak di lima hotel mewah di Sri Lanka. Gereja Batticaloa, Gereja Kochchikade, Gereja Negombo, dan Hotel Colomblo The Shangri La, Cinnamon Gran and Kingsbury Hotel, serta Dehiwala-Mount Lavinia di depan kebun binatang Dehiwala.

a © 2019 brilio.net

foto: cnn.com

Dikutip brilio.net dari laman CNN, Senin (22/4), korban meninggal dari bom meledak di Sri Lanka telah mencapai 207 orang. Dari keseluruhan korban, sebanyak 30 warga negara asing diberitakan menjadi korban tewas. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam rangkaian teror yang terjadi di Sri Lanka.

Merujuk pada rilis Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI pada kemarin Minggu (21/4), terdapat sekitar 374 WNI yang berada di Sri Lanka. Sebanyak 140 orang berada di Ibu Kota Kolombo. Berdasarkan rilis tersebut, seorang WNI berinisial KW dilaporkan berhasil selamat dari ledakan bom di Hotel Shangri La Kolombo. Pada saat kejadian, ia tengah berada di hotel tersebut.

Menanggapi kejadian pengeboman, Menteri Telekomunikasi Sri Lanka Harin Fernando menuliskan cuitan terkait pengeboman yang terjadi. Pihaknya, mengunggah laporan dari intelijen terkait kasus pengeboman.   
 


"Beberapa petugas intelijen mengetahui kejadian ini. Karena itu ada penundaan dalam tindakan. Apa yang ayah saya dengar juga dari seorang perwira intelijen. Tindakan serius perlu diambil mengapa peringatan ini diabaikan. Saya berada di Badulla tadi malam," cuitan Menteri Telekomunikasi Harin Fernando setelah kejadian bom pada kemarin Minggu (21/4).

Sebelum serangan terjadi, pihak kepolisian Sri Lanka dikabarkan telah mendapat peringatan dari intelijen mengenai adanya rencana serangan bom. Dilansir dari Daily Mirror, Perdana Menteri Sri Lanka Wickremesinge mengaku telah mendapat laporan intelijen tersebut. Unggahan Harin Fernando tersebut pun memicu kemarahan publik atas pemerintah karena dianggap gagal mengambil tindakan cepat.

Sementara itu, pihak pemerintah terus mencari pelaku dari peledakan bom yang menewaskan ratusan korban jiwa. Kasus ledakan bom ini menyita perhatian dunia. Beberapa tagar mewarnai linimasa media sosial dengan ucapan simpati dan bela sungkawa seperti ucapan dari Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.