Brilio.net - Kabar meninggalnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, semasa hidupnya, Sutopo dikenal sebagai sosok yang sangat berdedikasi dalam informasi kebencanaan. Melalui media sosialnya, Sutopo selalu memberikan informasi terkini seputar bencana di Tanah Air.

Sutopo Purwo Nugroho wafat di Guangzhou, China, Minggu (7/7) dini hari. Sutopo meninggal dunia saat menjalani perawatan untuk kanker paru-paru yang dideritanya. Sedianya, pria yang mengidolakan penyanyi cantik Raisa ini akan menjalani perawatan kanker paru-paru selama satu bulan di Guangzhou. Sebelumnya, kanker yang mendera Sutopo sudah menyerang hingga tulang dan organ lainnya sehingga memerlukan penanganan lebih lanjut.

Di tengah rasa sakitnya, Sutopo tetap melayani masyarakat dengan memberikan informasi kebencanaan. Sutopo juga kerap berbagi perjuangannya dalam melawan kanker paru-paru. Hampir setiap proses perawatan dibagikannya di media sosial untuk menyampaikan pesan pantang menyerah bagi khalayak.

Sutopo divonis mengidap kanker paru-paru sejak tahun 2017 lalu. Sejak saat itu, dirinya pun menjalani berbagai perawatan kesehatan. Sebagai penyintas kanker, Sutopo harus menjalani serangkaian operasi, radiasi, hingga kemoterapi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Operasi, radiasi, kemoterapi, dan terapi serta pengobatan lain adalah bagian dari ikhtiar untuk kesembuhan. Perjuangan sembuh dari kanker adalah sebuah perjalanan panjang, menguras biaya, tenaga, pikiran dan sangat melelahkan. Tapi harus tetap sabar dan semangat. Harus dinikmati sebagai proses bagian dari kehidupan yang telah ditakdirkan. Di saat menjalani ikhtiar itu, selalu ada bencana menyertai masyarakat. Apakah saya harus diam dan membiarkan masyarakat berharap kebenaran informasi bencana? Tentu tidak. Saya akan tetap melayani dengan hati. Saya niati semua dengan ikhlas sebagai bagian dari ibadah. Semoga ada doa yang diijabah oleh Allah SWT, didengar dan dikabulkan doanya saat mendoakan saya agar sembuh. #kanker #kankerparuparu #sakit #sehat #sehatalami #ikhtiar #bencana #bencanaalam #media #medsos

A post shared by Sutopo Purwo Nugroho (@sutopopurwo) on

Kanker yang dideritanya juga membuat paru-parunya dipenuhi oleh cairan bercampur darah. Sutopo bercerita bahwa setiap minggu sekitar 1-1,5 liter cairan dikeluarkan dari paru-parunya. Karena adanya cairan di paru-parunya, Sutopo harus dipasang pig tail agar cairan tersebut dapat disedot di rumah.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Cukup banyak orang yang divonis dokter sakit kanker paru-paru langsung menghubungi saya. Entah dari mana dapat nomor telponnya. Mereka konsultasi ke saya. . Di tengah kebingungan, shock dan ketakutan mereka menanyakan banyak hal ke saya. Bapak berobat dimana, beayanya berapa, apakah bisa pakai BPJS, pakai obat alternatif apa, agar semangat gimana, dokter yang bagus dimana dan lainnya. . Apalagi jika sakit kankernya sudah stadium 4. Dokter sudah mengatakan usiamu tinggal sekian tahun. Sudah ada efek dari kanker berupa cairan di paru, menyebar di tulang, atau ke organ tubuh lainnya. Pasti bingung dan kalut. . Sesungguhnya saya juga mengalami hal yang sama. Merasakan sakit luar biasa. Paru-paru saya pernah terisi cairan campur darah. Hampir setiap minggu diambil cairan tersebut sebanyak 1- 1,5 liter. Hampir 2 bulan seperti itu. Akhirnya dipasang pig tail agar bisa disedot/dipungsi di rumah. . Buat rekan-rekan penyintas kanker paru. Kita harus ikhlas menerima semuanya. Semua sudah ditakdirkan Allah SWT. Kita jalani dengan ikhlas, sabar, ikhtiar dan terus berdoa. Memohon belas kasihan kepada Allah agar disembuhkan dan diangkat penyakit yang ada tanpa meninggalkan penyakit lainnya.

A post shared by Sutopo Purwo Nugroho (@sutopopurwo) on

Kanker tersebut tak hanya menyerang paru-parunya, tetapi juga menyebar ke tulang dan organ lainnya. Akibat massa kanker dalam tubuhnya, Sutopo sampai menderita skoliosis. Melalui akun Instagramnya, Sutopo sempat membagikan hasil MRI-nya yang menunjukkan tulang punggungnya yang membengkok sebagai efek dari kanker yang dideritanya.

Sutopo menjalani terapi untuk tulang belakangnya yang skoliosis dengan melakukan senam yoga. Dalam perjalanannya, Sutopo kerap merasakan nyeri yang teramat dan kerap susah tidur.

"Tulang belakang bengkok atau skoliosis yang terbentuk akibat kanker paru-paru sungguh menyakitkan. Tulang nyeri setiap saat. Tidur pun susah. Malam rasanya sangat panjang karena tidak bisa tidur nyenyak. Hanya tidur ayam. Akhirnya hati dan badan jadi tambah sakit dan gelisah," tulis Sutopo dalam unggahan di akun Instagramnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Tulang belakang bengkok atau skoliosis yang terbentuk akibat kanker paru-paru sungguh menyakitkan. Tulang nyeri setiap saat. Tidur pun susah. Malam rasanya sangat panjang karena tidak bisa tidur nyenyak. Hanya tidur ayam. Akhirnya hati dan badan jadi tambah sakit dan gelisah. . Belajar senam yoga adalah salah satu ikhtiar. Apakah yoga bisa menyembuhkan? Bagi orang sakit apapun akan ditempuh agar sembuh dan sehat. . Syukurlah bagi kalian yang sehat. Sehat itu mahal. Sehat itu nikmat dan anugerah Allah yang sungguh besar. Janganlah kau rusak tubuhmu dengan gaya hidup yang tidak sehat yang akhirnya bisa mendatangkan penyakit. . Selalu, jagalah kesehatanmu. Jagalah riang, gembira dan bahagia hatimu.

A post shared by Sutopo Purwo Nugroho (@sutopopurwo) on

Kemoterapi yang dijalaninya juga memiliki efek tak biasa. Sutopo membagikan dalam akun Instagramnya, bahwa kemoterapi yang dijalaninya justru membuat rambut di kepalanya tumbuh. Sebuah efek yang tidak biasa, mengingat kemoterapi cenderung membuat rambut para penyintas kanker menjadi rontok.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Bukan sulap, bukan sihir. Bertahun-tahun saya botak. Puluhan shampo dan penumbuh rambut saya gunakan. Tapi rambut tak tumbuh jua. Malah rambut makin tipis. . Namun pasca kemoterapi rambut saya malah tumbuh. Biasanya orang dikemo rambut rontok dan botak. Saya malah tumbuh rambutnya. Tak mengalami rontok. . Aneh. Dokterpun juga bilang aneh. Tapi nyata. Saya mengalami sendiri. Jadi ini beneran testimoni. . Makanya buat para pria botak, jangan frustasi. Ada cara baru tumbuhkan rambut. Silakan ikut kemoterapi jika ingin tumbuh rambut. Hubungi rumah sakit terdekat. Ada kemo yang ditanggung BPJS lho. #2019GantiRambut #CaraBaruTumbuhkanRambut #rambut #ManfaatKemoterapi #botakisbeautiful #RambutkuMahkotaku

A post shared by Sutopo Purwo Nugroho (@sutopopurwo) on

Sebelum terbang ke Guangzhou, Sutopo mengabarkan melalui akun Instagramnya bahwa kanker yang ia derita sudah mentastase tulang dan beberapa organ lainnya. Menurut Sutopo, suntikan morfin yang diberikan juga tak mampu meredam rasa sakit. Dirinya pun membagikan unggahan saat dipijit oleh sang ibu untuk meredakan nyeri sendi yang dideritanya.

"Sakit kanker yang sudah metastase ke tulang itu sakitnya luar biasa. Nyeri terus menerus dan di banyak sendi. Diberi morfin tidak mempan menahan sakit," ungkap Sutopo.

Sutopo akhirnya berpamitan untuk melanjutkan perawatan di Guangzhou, China. Sutopo mengunggah video saat berada di Bandara Soekarno Hatta sesaat sebelum bertolak ke Guangzhou. Unggahan tersebut pun menjadi unggahan terakhirnya. Sutopo sempat meminta maaf, terutama karena tak bisa melayani khalayak saat menjalani perawatan.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB tersebut harus berpulang saat menjalani perawatan.