Brilio.net - Pandemi corona tidak hanya memiliki dampak kesehatan, namun juga memukul perekonomian masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.

Hal ini menyebabkan masyarakat yang bekerja dengan upah harian, sangat merasakan kesulitan ekonomi. Banyak warga yang mulai kesulitan menghidupi keluarganya, bahkan hanya untuk makan sehari-hari.

Seperti yang dialami Yuli, warga Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten. Sang suami yang sehari-hari sebagai buruh serabutan sudah mulai sulit untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Bahkan sejak dua hari ini, Yuli dan keempat anaknya tidak bisa makan. Untuk menahan rasa laparnya, ia bersama keluarganya hanya minum air galon isi ulang.

"Dua hari ini kami cuma minum air galon isi ulang. Anak-anak bilang lapar juga, paling minum air saja," kata Yuli, dikutip dari Merdeka.com.

<img style=

foto: Merdeka.com

Ia mengaku sempat mengadu kepada Rukun Tetangga (RT) setempat untuk meminta bantuan sembako. Namun, pihak aparatur pemerintah tersebut menyatakan belum ada bantuan.

"Saya sudah datang ke RT. Katanya nggak bisa dapat bantuan," kata dia.

Untuk menyambung hidup, sang suami kerap mencari barang bekas, yang bisa membawa uang ke rumah kisaran Rp 25 hingga Rp 30 ribu.

"Lumayan saja, satu hari kadang dapat Rp 25 sampai 30 ribu. Beli beras satu liter untuk kami berenam, itu pun diirit-irit," ujarnya.

Sebelum ada virus corona, kehidupan Yuli terbantu oleh anak sulung yang telah bekerja. Saat ini, harapan itu musnah lantaran anaknya sudah tidak bekerja karena di rumahkan pihak perusahaan.

"Tadinya anak saya kerja. Sekarang dirumahkan karena tempat kerjanya tutup. Tambah, gaji terakhir tidak diberikan," kata dia.