Brilio.net - Insiden jatuhnya helikopter milik Basarnas di perbukitan Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (2/7) sore, membuat masyarakat berduka. Insiden nahas itu juga melekat di benak seorang jurnalis bernama Ahmad Antoni yang beberapa saat sebelum helikopter itu jatuh ikut terbang selama kurang lebih dua jam memantau arus balik usai libur panjang lebaran.

Melalui akun media sosialnya, Ahmad Antoni pun bercerita panjang mengenai keberadaannya di helikopter yang merenggut 8 korban jiwa tersebut. Berikut penuturan langsung Antoni yang brilio.net kutip dari akun media sosialnya, Senin (3/7).

"Apalagi mendengar kabar dalam kejadian tragis itu diinformasikan ada korban jiwa, salah satunya menimpa Humas SAR Semarang M Affandi. Nama satu ini saya kenal dengan baik sekali. Sosoknya yang ramah, supel dan humanis sangat mempresentasikan dia sebagai seorang humas. Dialah penghubung teman-teman jurnalis dalam setiap kegiatan Basarnas.

Sehari sebelum tragedi tebing Gunung Butak, tepatnya pada Sabtu (1/7) siang, saya sempat kontak dengan Affandi dan bertanya lewat pesan BlackBerry Messanger (BBM). "Mas, kapan saya diajak naik Heli Basarnas hehe," tanyaku singkat. Dia pun langsung membalas dengan minta no HP dan langsung saya berikan. Selang 10 menit Affandi kontak saya memberitahukan untuk ikut pantauan udara dengan Heli Basarnas pada Minggu (2/7). "Mas, besok (2/7) langsung datang ke Lanumad A Yani jam 07.30 kita sudah persiapan dan terbang jam 08.00 wib," ucapnya. Saya pun tanpa pikir panjang langsung menyanggupi "Siap om," jawabku

Minggu pagi saya pun berangkat dari rumah (Tembalang) pukul 06.30 dan tiba di Lanumad A Yani pukul 07.15. Ternyata saya masih kepagian tiba di lokasi. Saya pun kontak Affandi. Dia pun baru menginformasikan kalau heli akan terbang sekitar jam 09.00 Saya pun menunggu bersama rekan jurnalis Net TV Yusuf.

Para kru heli Basarnas pun tiba seperti yang disampaikan Affandi. Saya bersama Yusuf bergegas menghampiri mereka. Satu persatu kami salami. Termasuk berkenalan dengan Captain Pilot Heli SAR Dauphin AS365N3+ Reg. HR-3602 Kapten Laut (P) Haryanto, Co Pilot Kapten Laut (P) Ii Solihin dari Skuadron Udara 400 Wing Udara 1 Puspenerbal.

Antoni Ahmad Antoni Ahmad

Antoni Ahmad Antoni Ahmad

foto: facebook.com/ahmad.antoni

Sebelum terbang, saya melihat dari kejauhan sejumlah kru sedang melakukan persiapan dan pengecekan kondisi heli sekitar setengah jam.Dan sekitar pukul 09.30 kapten Haryanto memberikan brifing kepada kami (selain rekan yusuf juga ada rekan dari Suara Merdeka, dua orang tim medis (dokter dan perawat) serta dua kru heli). Kapten Haryanto pun memimpin doa dan mengajak tos bersama di samping heli. Spontan sebelum tos kapten Haryanto minta foto bersama.

Setelah itu Heli pun terbang mengudara di atas langit Semarang melewati Kendal dan tujuan seperti yang diharapkan yakni pantauan udara di atas jalan tol fungsional Gringsing Batang hingga Brexit Brebes. Selama dua jam kami berada di udara. Selama dalam penerbangan, kondisi heli stabil. Hanya saja ketika menjelang landing di lapangan tol Gringsing, heli sedikit terasa bergetar-getar. seorang rekan jurnalis sempat bertanya kepada pilot "kenapa kok rasanya bergetar-getar begitu Mas" Kapten Haryanto pun menjawabnya kalau hal itu lebih karena faktor terbang di atas perbukitan dengan kondisi angin yang kencang karena kawasan tersebut dekat dengan laut.

Tepat pukul 11.30 heli mendarat di lapangan pinggir ruas tol fungsional Batang-Semarang paket I. Pendaratan heli berlangsung mulus tanpa cela. Sempat istirahat sejenak di tenda Basarnas sekitar 15 menit. Di saat masa istirahat itu anggota menerima kabar adanya insiden letusan kawah sileri di Dieng Banjarnegara. Informasi awal yang diterima ada 10 korban sebelum bertambah menjadi 17. Sampai di sini belum ada pembahasan atau rencana Heli akan menuju lokasi insiden kawah sileri.

Sehingga kami pun termasuk pilot copilot bersama kru dan sejumlah anggota Basarnas termasuk Affandi bergegas menuju rumah makan dengan mengendarai dua mobil. Jarak rumah makan dengan tenda Basarnas tak begitu jauh, sekitar 2 Km. Usai makan sebelum balik, saya bersama pilot dan copilot beserta krunya menyempatkan untuk salat dhuhur berjamaah di musala yang ada di rumah makan tersebut. "Pak monggo jadi Imam," pinta Kapten Haryanto kepada saya. Tapi saya tak mengiyakan dan meminta pengunjung lain yang seorang bapak paruh baya menjadi imam.

Usai salat duhur berjamaah, kami pun kembali ke tenda. Dan tak lama, saya bersama rekan dari Suara Merdeka pamitan untuk kembali ke Semarang pada pukul 14.00 wib, diantar dua anggota Basarnas lewat jalur darat dengan mengendarai mobil Basarnas jenis Ford. Sampai setibanya di Lanumad A Yani, kami pun belum dapat kabar kalau heli diterbangkan ke Dieng untuk melakukan observasi dan penanganan insiden kawah sileri.

Setibanya di rumah sekitar jam 15.30 saya sempat membaca status BBM Affandi "Otw dieng pantauan udara*Flex* "tulisnya. Dalam hati saya sempat kaget dan bertanya-tanya sendiri "lho berangkat to" padahal sebelumnya Affandi sempat mengatakan seakan sebuah doa. Begini ucapannya "mugo-mugo ga ke Dieng". Apakah ucapan itu sebagai firasat apa tidak, wallahualam.

Nah, saat proses kirim foto sekitar jam 18.15 saya di BBM rekan kerja yang bertanya "Mas katanya Heli Basarnas jatuh" Pertanyaan itu bak petir menyambar. Saya belum bisa menjawab karena belum dapat kepastian informasi. Kabar itu begitu cepat hingga dipastikan jika heli yang dipiloti kapten Haryanto mengalami kecelakaan menabrak tebing gunung Batok. Banyak sms, BBM dan telp dari teman-teman pada bertanya tentang kondisi saya. Sebaliknya saya juga mengecek rekan Yusuf Net TV, alhamdullilah rekan-rekan jurnalis tidak ada yang masuk dalam rombongan heli ke lokasi kawah sileri (karena sempat beredar pesan berantai terdapat empat jurnalis yang ikut dalam rombongan).

Saya pun hanya berdoa semoga semuanya baik-baik saja dan selalu dalam lindungan-Nya. Amin (doa sebelum mengetahui jika empat kru heli dan empat anggota Basarnas dipastikan meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut) Innalillahi wainnaillahi rojiun,,Selamat Jalan kawan! Kau teman-teman terbaiku semua. Mas Affandi kebaikanmu tak pernah saya lupakan! Pilot Kapten Haryanto, walau baru kenal dalam 3 jam, Anda pilot luar biasa yang saya kenal; sosok humoris penuh canda dan tawa dan enak diajak ngobrol..logat Suroboyoanmu tak kan pernah kulupakan. Kapten Solihin, Andalah co pilot yang kalem penuh senyuman; SMS terakhirmu masih saya simpan hingga sekarang. Dan kru heli beserta anggota lain yang sempat saya kenal menemani obrolan makan siang, Anda-anda lah Pahlawan Kemanusian Sejati. Selamat Jalan semuanya, smoga istirahat dengan tenang, Khusnul Khotimah."