Brilio.net - Masalah pengelolaan transportasi di Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) tergolong kompleks karena melibatkan banyak pihak dan menyangkut kewenangan beberapa pemerintah daerah. Apalagi masalah tersebut berkaitan dengan kemacetan dan kerugian ekonomi negara.

Masalah tersebut banyak mendapat sorotan dari Ridwan Kamil. Gubernur Jawa Barat ini memaparkan jika nilai kerugian ekonomi per tahun negara disebabkan oleh kemacetan wilayah Jabodetabek senilai Rp 65 triliun.

"65 TRILYUN RUPIAH, bukan 80 juta rupiah, nilai kerugian ekonomi per tahun karena kemacetan wilayah JABODETABEK. Pak Presiden kemarin di rapat kabinet terbatas, meminta kami mengawal percepatan proyek2 infrastruktur transportasi publik di 3 propinsi: DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. _____ Saya mengusulkan dibentuk Special Transportation Zone, mengadopsi konsep Special Economic Zone atau Kawasan Ekonomi Khusus, area dimana pengelola bisa bebas membangun tanpa harus banyak kena keruwetan koordinasi antar instansi. Semoga lancar," tulisnya di postingan Instagram dikutip brilio.net, Rabu (9/1).

Namun siapa sangka postingan tersebut justru membuat gagal fokus warganet. Dalam postingannya Kang Emil menegaskan dengan kata-kata "65 TRILYUN RUPIAH, bukan 80 juta rupiah, nilai kerugian ekonomi per tahun karena kemacetan wilayah JABODETABEK".

Bukannya ikut menyumbang ide mengurangi kemacetan di kawasan Jabodetabek warganet malah fokus pada angka Rp 80 juta yang dituliskan Ridwan Kamil. Beberapa warganet banyak yang menanyakan tentang alasan Emil menyantumkan angka tersebut di keterangan fotonya.

"Kenapa kok pembandingnya 80 jt rupiah (lebih enak disebut ya Pak?)," komentar akun @dimas_agy.

"Aduh si Bapak pipilueun apdet 80jt ngakak," imbuh akun @iam.liman.

"80 juta diungkit-ungkit lagi," tulis akun @alisyukron_ynwa.

Bahkan ada juga warganet yang menanyakan kepadanya jika mendapat uang Rp 80 juta.

"Kalo punya uang 80 juta buat beli apa pak @ridwankamil," tulis akun @ifan_putrama.