Brilio.net - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) belum lama ini menggelar Focus Group Discussion (FGD) guna menyusun Master Plan Geopark Banyuwangi. Pertemuan ini masih bagian dari bentuk dukungan Kemenparekraf pada Geopark Banyuwangi yang akan diajukan menjadi jaringan geopark global UNESCO (UNESCO Global Geopark – UGG).

Pada kesempatan itu, Rani Razak selaku ketua tim Geopark Banyuwangi mengatakan Pemkab Banyuwangi bersama seluruh stakeholder terkait terus berupaya memenuhi berbagai rekomendasi yang disyaratkan UNESCO agar Banyuwangi bisa masuk dalam UGG. Termasuk, menyusun master plan yang akan menjadi acuan pengembangan Geopark di Banyuwangi.

“Alhamdulillah, hari ini kita bisa berdiskusi bersama dalam FGD Penyusunan Master Plan Geopark Banyuwangi. Master plan ini salah satu proses penting agar Banyuwangi bisa masuk UGG,” ujar Rani saat menghadiri FGD di Banyuwangi, Kamis (14/11) lalu.

Rani menambahkan, timnya akan bekerja efektif dengan menyusun master plan sesuai yang disyaratkan UNESCO.

“Master Plan kita buat dengan mengacu pada pointer-pointer yang disyaratkan Unesco dalam dossier (proposal). Sehingga kita tidak kerja dua kali karena yang kita kerjakan mengikuti persyaratan dari Unesco,” imbuhnya.

FGD ini diikuti puluhan peserta dan melibatkan para kepala desa di lokasi situs geopark, dan komunitas pelaku wisata di Banyuwangi karena cakupan geopark yang luas.

“Jadi kami tidak hanya bicara tentang situs saja, namun juga membahas ekosistem yang ada di sekitar kawasan geopark. Mulai budaya, tradisi, hingga perilaku masyarakat di sekitarnya yang bisa menjaga keberlangsungan geopark itu sendiri,” kata Rani.

Seperti diketahui, geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi di mana masyarakat setempat diajak berperan melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya.

“Untuk itu, kami mengundang para kades dan komunitas di sekitar kawasan untuk hadir agar bisa memahami urgensinya geopark ini. Sehingga kelestarian geopark ini justru muncul dari bawah, yakni masyarakat sekitar yang peduli dan turut melakukan konservasi,” jelas Rani.

Rani kemudian mencontohkan gerakan Umbul Bening. Program ini berhasil mencegah warga membuang sampah di selokan dan mengubahnya menjadi 'kolam ikan'. Sudah ada belasan spot Umbul Bening di Banyuwangi.

“Program umbul bening ini mendapat pujian dari pusat, karena dianggap inovatif dalam mengubah perilaku buang sampah di selokan. Bahkan kami juga hadirkan pemerhati burung yang mengedukasi warga untuk justru membuat bird watching, daripada sekadar menjual burung. Selain bersifat konservasi, ternyata nilai ekonomisnya ternyata juga jauh lebih tinggi dibanding hasil jual burung,” ungkap Rani.

Tak lupa, Rani menjelaskan saat ini pihaknya tengah menyempurnakan dossier (laporan) yang akan diserahkan ke UNESCO. Sejumlah rekomendasi yang disyaratkan UNESCO pun sudah dipenuhi. Di antaranya, pemenuhan panel informasi serta sarana prasarana lainnya.

“Beberapa di antaranya sudah kita penuhi dan saat ini masih ada yang dalam proses pembenahan. Seperti prasyarat sosialiasi di siswa-siswa sekolah juga sudah kami lakukan gencar. Bahkan, kini di setiap kecamatan diwajibkan didirikan geopark corner di salah satu SMP di kecamatan tersebut,” papar Rani.

Selain itu, pada FGD tersebut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih kepada pemerintah pusat, karena telah memberikan dukungan besar kepada Banyuwangi yang tengah berjuang menuju UGG.

“Kami berterima kasih kepada pemerintah pusat khususnya Kemenparekraf yang telah serius memberikan perhatian terhadap persiapan menuju UGG,” kata Anas.Persiapan telah dilakukan, mulai membangun infrastruktur penunjang hingga mendorong partisipasi masyarakat .

“Geopark akan menjadi daya tarik pariwisata dan bisa menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. Untuk itu, pelibatan warga di sekitar kawasan geopark menjadi hal yang penting diperhatikan,” pungkas Anas.