Brilio.net - Saat ini yang kita ketahui dari gejala terinfeksi virus corona Covid-19 adalah batuk, tenggorokan sakit, demam, serta kesulitan bernapas untuk kasus infeksi yang parah. Namun ternyata setiap orang mungkin mengalami kasus yang berbeda saat terinfeksi virus corona? Dalam kasus yang paling parah, pasien melaporkan gejala seperti kesulitan bernapas.

Dilansir brilio.net dari washingtonpost, Kamis (2/4), ada keluhan baru yang bisa jadi merupakan gejala tersembuyi seseorang telah terinfeksi virus corona.

Tim dokter telinga, hidung dan tenggorokan (THT) di Inggris mengatakan kemungkinan adanya indikator baru dari virus corona yang telah diamati secara global. Bahkan, pada pasien yang tidak menunjukkan gejala seperi anosmia atau suatu kondisi yang menyebabkan hilangnya indra penciuman seseorang.

Dalam sebuah pernyataan, pada dokter tersebut memperingatkan bahwa orang dewasa yang mengalami anosmia, bisa jadi pembawa Covid-19 yang tidak diketahui. Sehingga, sebaiknya mereka melakukan isolasi diri.

"Semua bukti ini terakumulasi dengan sangat cepat, tapi belum ada yang menunjukkan bukti tercetak secara kuat," kata Claire Hopkins, President of the British Rhinological Society. Pernyataan ini dia sampaikan bersama Nirmal Kumar dari badan sepesialis THT di Inggris.

Terjadi di sejumlah negara wabah corona

Claire Hopkins telah mengamati laporan badan sepesialis THT Inggris bahwa telah terjadi lonjakan pasien yang mengalami anosmia. Laporan dari beberapa negara, seperti Korea Selatan, China, Iran, dan Italia juga menunjukkan hal serupa.

Penelitian di Jerman juga menunjukkan bahwa lebih dari dua per tiga kasus corona memiliki gejala anosmia. Di Korea Selatan yang telah 19 kali pengujian, diketahui 30 persen pasien corona mengalami anosmia.

"Minggu ini, saya melihat sembilan pasien yang kehilangan indera penciumannya, mereka hampir semuanya berusia di bawah 40 tahun dan mereka semua diberi tahu untuk tidak melakukan isolasi diri," kata Claire Hopkins yang mengkhawatirkan kondisi ini.

Disarankan mengisolasi diri

Anosmia dan hiposmia secara historis terkait dengan gejala awal infeksi saluran pernapasan atas. Infeksi ini termasuk dalam jenis virus corona.

American Academy of Otolaryngology menulis, seseorang yang tidak punya riwayat alergi, sinusitis atau rhinitis, ketika mengalami hilang indra penciuman atau indra perasa, maka harus melakukan isolasi diri.

"Kami, mengusulkan agar gejala-gejala ini ditambahkan ke dalam daftar alat skrining untuk kemungkinan adanya infeksi Covid-19," ujarnya.

Gejala tersembunyi Corona © 2020 brilio.net

foto: Twitter/@rudygobert27

Rudi Gobert, pebasket Utah Jazz yang positif corona, mengaku mengalami kehilangan indera penciuman. Dia juga mendorong agar NBA dihentikan selama wabah corona.

Butuh penelitian lanjut

Thomas Hummel, ahli THT di Universitas Dresden di Jerman mengaku, tidak terkejut dengan kabar yang melaporkan kasus Covid-19 dengan anosmia. Tapi, ia akan mangambil lebih banyak data untuk membuktikan korelasi yang benar. Sebab, tanpa penelitian yang lebih lanjut, isu ini dapat menyebabkan kepanikan pada penderita anosmia.

Sementara itu, para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini belum mengonfirmasi hilangnya kemampuan indra penciuman atau pun indra perasa sebagai gejala dari virus corona.