Brilio.net - Saat ini kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Bahkan kebutuhan rumah sakit dan oksigen semakin sulit didapatkan oleh pasien Covid-19. Sehingga bagi para pasien tanpa gejala dan gejala ringan harus melakukan isolasi mandiri.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan bantuan berupa paket vitamin dan obat gratis bagi para pasien Covid-19 yang tengah melakukan isolasi mandiri di rumah. Program ini menggandeng kemenkes untuk melakukan pendataan, BUMN farmasi sebagai penyedia produk, hingga perusahaan ekspedisi untuk pengiriman.

Dilansir dari laman Kemenkes RI, Selasa (27/7/) Kementerian Kesehatan juga bekerja sama dengan 11 platform layanan telemedicine untuk memantau para pasien yang melakukan isolasi mandiri. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasien terhadap konsultasi dan pemantauan oleh tenaga kesehatan serta mendapatkan pengobatan yang benar sesuai gejala yang diderita secara gratis.

Setidaknya, ada sekitar 11 platform telemedicine yang bekerjasama dalam program ini seperti Alodokter, GetWell, Good Doctor dan GrabHealth, Halodoc, KlikDokter, dan KlinikGo. Kemudian Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, dan YesDok.

"Kita melakukan pelayanan telemedicine karena kalau sekarang harus datang ke rumah sakit, konsultasi dengan dokter, akan susah karena akan menambah risiko. Maka kita bekerja sama dengan 11 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan juga jasa pengiriman obat secara gratis," Ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dilansir dari laman Kemenkes RI, Selasa (27/7).

Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan yang dilansir dari akun Instagram @kemenkes_ri, Selasa (27/7/) tersedia 2 paket obat yang disediakan secara gratis oleh Kemenkes. Kedua paket tersebut ditujukan untuk dua kondisi pasien Covid-19 isoman yang berbeda. Paket obat dibedakan untuk kategori orang tanpa gejala (OTG) dan kategori bergejala ringan.

Paket obat gratis dari Kemenkes paket A untuk pasien OTG ini obatnya terdiri dari Multivitamin; C, D, E, Zinc Dosis 1x1, jumlahnya 10. Sementara paket B untuk pasien gejala ringan ini obatnya terdiri dari Multivitamin; C, D, E, Zinc Dosis 1x1, jumlahnya 10, Azitromisin 500mg Dosis 1x1, jumlahnya 5, Oseltamivir 75mg Dosis 2x1, jumlahnya 14, dan Parasetamol tab 500mg Dosis: Jika perlu, jumlahnya 10.

Dari dua jenis paket di atas, paket 1 diberikan untuk OTG (Orang Tanpa Gejala). Sedangkan paket 2 untuk pasien positif dengan gejala panas demam dan kehilangan penciuman. Paket 3 untuk pasien yang memiliki keluhan gejala panas dan batuk kering.

Untuk bisa mendapatkan obat gratis ini alurnya dimulai dari Lab pemeriksaan PCR yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan. Setidaknya ada 743 Lab pemeriksaan PCR yang sudah terafiliasi dan terkoneksi langsung dengan Kemenkes. Sebanyak 114 Lab di antaranya ada di Jakarta. Hal ini memudahkan melacak data pasien yang dientri. Sebab, data yang dimasukkan oleh 743 Lab itu akan otomatis terbaca oleh Kemenkes.

Ketika hasil tes PCR di lab tersebut terkonfirmasi positif Covid-19, maka lab akan mengentri data pasien dan terhubung langsung dengan Kemenkes. Dalam jarak waktu sekitar 1 hari, pasien akan menerima pesan Whatssapp dari Kemenkes yang memuat link untuk konsultasi online dan sebuah kode untuk mendapatkan obat gratis. Atau, pasien juga bisa melakukan pengecekan NIK secara mandiri di https://isoman.kemkes.go.id untuk mengetahui statusnya, apakah terdata sebagai pasien positif atau tidak.

Kemudian, pasien bisa melakukan konsultasi secara online lewat salah satu dari 11 platform yang tersedia. Masing-Masing link nya akan diberikan melalui pesan WhatsApp. Lalu, dokter yang bertugas akan memberikan resep secara digital disesuaikan dengan kondisi yang dilaporkan oleh pasien. Pasien nantinya bisa jadi masuk dalam kategori pasien yang layak melakukan isolasi mandiri, atau juga harus dirujuk ke rumah sakit. Jika termasuk kategori yang bisa melakukan isolasi mandiri, maka pasien ini akan mendapat akses untuk mendapatkan obat dan vitamin gratis dari program pemerintah.

Setelah melakukan konsultasi online, pasien akan mendapat SMS pemberitahuan dari pihak perusahaan ekspedisiyang akan mengantar paket obat dan vitamin ke rumah. Kemenkes bekerja sama dengan jasa layanan ekspedisi Sicepat. Pihak ekspedisi akan mengirimkan pesan berisi nomor resi dan status pengumuman. Jika obat sudah diterima, pasien tidak perlu membayar apa pun karena biaya menjadi tanggungan Kementerian Kesehatan.

Hingga kini, Pemerintah masih terus mencari cara yang terbaik untuk tetap bisa melayani masyarakat tetapi dengan risiko penularan yang sekecil-kecilnya. Sehingga keluarlah ide telemedicine ini dan setelah dikaji ide ini dinilai akan efektif dalam memantau kondisi pasien Covid-19 yang isolasi mandiri.

"Jadi mereka (platform telemedicine) mau memberikan layanan konsultasi dokter yang gratis setiap hari selama masa inkubasi 14 hari mereka akan tinggal. Mereka juga nanti akan bisa mengeluarkan resep obatnya, mereka juga bisa berhubungan dengan Lab-lab yang sudah diakreditasi oleh Kementerian Kesehatan untuk melihat pasien positif atau tidak, dan nanti akan menyambungkan ke apotek- apotek di mana kita nanti akan mengirimkan obatnya atau juga pasiennya bisa ambil sendiri ke apotek di Jakarta," tambah Menkes.