Brilio.net - Kasus teror kembali mengguncang Tanah Air. Sekelompok orang tiba-tiba menembaki pos polisi di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur Sabtu (8/4). Para pelaku yang mengendarai mobil Terios putih nomor polisi H 9037 BZ lalu melarikan diri dan dikejar oleh polisi bersama TNI.

Sempat terjadi baku tembak antara pelaku dan pelaku. Hingga akhirnya enam orang yang diduga pelaku penembakan tewas. Satu orang lagi tertangkap hidup dan masih dalam penyelidikan.

Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin dalam keterangan kepada wartawan di Mapolres Tuban, Sabtu malam, mengungkapkan para terduga teroris itu melakukan aksi dengan menembak pos polisi lalu lintas di Jenu, Tuban untuk membalas dendam komandannya yang ditangkap Densus 88 di Lamongan.

"Mereka melakukan amaliah (balas dendam)," katanya sebagaimana dikutip brilio.net dari laman Antara.

Brikut kronologisnya:

Tujuh terduga teroris mengendarai mobil Terios warna putih nomor polisi H 9037 BZ dari arah barat kemudian berhenti di Pos Lantas Jenu.

Anggota terduga teroris yang ada di depan kemudian melepaskan tembakan empat kali kepada dua petugas jaga, tetapi meleset. Kemudian terduga teroris itu melaju dengan kendaraannya dengan kecepatan tinggi ke arah timur.

Dua petugas di pos jaga selanjutnya melapor ke Polsek Jenu yang kemudian melakukan penghadangan.

Mobil yang berisi terduga teroris melaju dengan kecepatan tinggi, tetapi kemudian berbelok masuk ke SPBU dan berputar kembali ke arah barat.

Polisi dengan mobil patroli mengejar, tetapi kendaraannya dibenturkan ke kendaraan patroli hingga penyok sekaligus menodongkan senjata.

Ia mengaku kemudian mundur dan menyalip kendaraan terduga teroris, dan kemudian kendaraan terduga teroris berhenti di tepi jalan di Desa Beji, Kecamatan Jenu.

Ketujuh pelaku kemudian keluar dan akhirnya dikejar puluhan polisi dibantu personel TNI hingga terjadi baku tembak.

Enam terduga teroris tewas di ladang jagung di Desa Suwalan, Kecamatan Jenu.

Korban dibawa ke RS di Surabaya, karena faslitasnya lebih lengkap.

Keenam terduga teroris anggota JAD itu tidak dilengkapi dengan identitas.

Satu terduga teroris yang berhasil ditangkap bernama Satria (19) asal Semarang, Jawa Tengah, kemungkinan mengalami gangguan jiwa. Keluaganya menelepon ke polisi bahwa Satria sudah tiga kali menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya.

Barang bukti yang disita diantaranya sejumlah pistol dengan 42 peluru, jaket, helm, juga berbagai buku terkait jihad, telepon seluler, dan lainnya.