Brilio.net - Lebih dari 200 eksekutif bisnis, akademisi, dan inovator di sekitar kawasan ASEAN berkumpul di Jakarta, Indonesia untuk menghadiri Future of Electricity Conference pada tanggal 21 September 2016 lalu. Acara ini diselenggarakan oleh GE dalam hubungan kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN).

Langsung dari lokasi, GE Reports meliput serangkaian acara konferensi yang terbagi dalam beberapa sesi. Diskusi utama yang diangkat dalam konferensi ini meliputi terobosan teknologi baru yang akan membuat pembangkitan dan distribusi listrik lebih efisien dan terjangkau, dan yang paling utama, solusi-solusi potensial yang dapat mendukung Indonesia memajukan sektor ketenagalistrikannya.

Dalam bagian pertama serial peliputan Future of Electricity Conference ini, GE Reports membahas proyek pembangkit listrik Presiden Joko Widodo yang pertama kali direalisasikan, sebagai bagian dari rencana ambisius penambahan kapasitas daya listrik 35.000 MW, serta kolaborasi GE dengan para mitra lokal untuk menghadirkan "fast power", yang dihasilkan secara efisien untuk masyakarat Gorontalo dan Lombok.

Perekonomian dan listrik  gereports.co.id

foto: gereports.co.id


Bagi Presiden Indonesia Joko Widodo, rencana ambisius untuk mewujudkan proyek pembangkit listrik 35.000 MW bukanlah permasalahan Kedinasan belaka, melainkan sebuah target yang harus dicapai. Rencana yang diperkirakan bernilai USD 88 miliar akan meliputi pembangunan instalasi pembangkit listrik di lebih dari 210 lokasi di seluruh negeri.

Dihadapkan dengan peningkatan pesat dalam pertumbuhan ekonomi dan penduduk, administrasi Presiden Jokowi memperkirakan bahwa Indonesia akan membutuhkan kapasitas listrik tambahan lebih dari 70.000 MW untuk melayani dan mempertahankan lintasan ekonomi serta sosial.

Bagaimanapun, untuk sebagian besar, sebaik-baiknya rencana 35.000W adalah rencana yang ambisius dan mulia. Namun rencana tersebut juga memiliki berbagai tantangan untuk diwujudkan.

Hal tersebut kontras terhadap proyek pembangunan lima tahun pembangkit listrik 10.000 MW yang diluncurkan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010. Kendati demikian, dengan segala niat mulia untuk mewujudkan rencana tersebut sesuai target, pada akhirnya hanya 7.000 MW kapasitas listrik yang berhasil direalisasikan.

Setiap keputusan dan langkah yang dibuat oleh Jakarta, ibukota negara kepulauan terbesar di dunia, akan banyak diteliti dan dianalisis oleh para analis energi, pakar internasional, dan seluruh masyarakat Indonesia.


Gorontalo. Di mana semuanya dimulai.

Sekitar 3.000 km sebelah timur laut dari Jakarta terletak wilayah provinsi Gorontalo yang tenang, terdiri dari mata air panas dan terumbu karang asli, dilapisi dengan hutan lebat dan pemandangan alam. Provinsi Gorontalo, yang merupakan rumah dari lebih dari 500 keanekaragaman hayati laut di bumi, yang merupakan salah satu lokasi terpilih dalam rencana ambisius 35.000 MW Presiden Joko Widodo.

Dengan jaringan listrik saat ini, di provinsi tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan yang meningkat dan sebagian besar pasokan listrik diperoleh dari provinsi-provinsi tetangga. Maka dari itu, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan GE pada akhir Oktober 2015 untuk menerapkan empat unit pembangkit listrik berbahan bakar gas di pulau tersebut, yang bertujuan untuk menyediakan listrik ke lebih dari 800.000 rumah-rumah masyarakat di daerah tersebut.

 

Pembangkit listrik di atas roda.

Jantung dari pembangkit listrik ini adalah rangkaian turbin gas mobile TM2500 gas milik GE, sebuah versi berbasis darat dari mesin jet populer CF6 GE, yakni mesin yang sama yang digunakan untuk menggerakkan Air Force One milik Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Generator-generator yang dipasang pada dua-trailer berjalan, masing-masing mampu menghasilkan lebih dari 25 MW daya output dengan kondisi iklim Indonesia yang panas dan lembap, dan yang lebih penting lagi, dengan metode yang efisien dan mudah dipindahkan.

Dengan lebih dari satu dekade pengalaman turbin gas TM2500 beroperasi di dunia, dibutuhkan hanya 11 hari bagi turbin tersebut untuk sampai di lokasi dengan diangkut sebuah truk hingga dapat beroperasi. Mesin tersebut dapat mencapai kekuatan penuh dalam waktu 10 menit saja sejak pertama kali dihidupkan.

Keuntungan-keuntungan dari pembangkit listrik di atas roda ini banyak, antara lain adalah membantu daerah-daerah di Gorontalo yang memiliki infrastruktur energi yang tidak memadai untuk menghasilkan tenaga cadangan untuk menanggulangi bencana alam tak terduga, pemadaman listrik di pabrik, dan yang paling utama, menstabilkan jaringan tenaga listrik provinsi tersebut. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan tingkat elektrifikasi negara hingga 97% pada tahun 2019.


Menghadirkan "fast power" bagi masyarakat Lombok.

Baru-baru ini, GE mendukung PLN dan PLN Batam untuk menghadirkan dua unit gas turbin TM2500 di Lombok, sebuah provinsi yang sedang bertransformasi menjadi hotspot pariwisata dunia.

Provinsi Lombok memiliki 3,2 juta penduduk, dan akan terus bertambah. PLN dan PLN Batam berjanji kepada Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan proyek pembangkit listrik sebelum dimulainya MTQ (Kompetisi Pembacaan Al Qur’an Nasional).

Pembangkit listrik yang membutuhkan waktu 6 hari waktu perjalanan dari Jurong, Singapura untuk sampai ke Lombok, hanya membutuhkan lima bulan untuk dibangun di lokasi.

Dengan tingkat elektrifikasi yang hanya 71,79%, tambahan 50MW pada jaringan listrik provinsi akan menstabilkan jaringan tenaga listrik Lombok, menjadikan Lombok provinsi yang unggul dan kompetitif serta menguntungkan industri-industri seperti pariwisata dan pertanian.

 

Melanjutkan investasi di Indonesia.

Landasan perekonomian yang sukses sangat bergantung pada listrik. Hal ini merupakan satu dari infrastruktur dasar terpenting untuk meningkatkan mata pencaharian dan produktivitas, yang memungkinkan sebuah bangsa untuk menjadi kompetitif dan mendorong perekonomian ke tingkat yang lebih tinggi.

Sejak berdirinya di Indonesia pada tahun 1940, lebih dari 1 miliar dollar telah diinvestasikan sebagai bagian dari komitmen GE untuk mendukung pembangunan infrastruktur. Sampai saat ini, teknologi GE bertanggung jawab untuk sekitar lebih dari 20% pembangkit listrik di Indonesia, dan lebih dari 8 GW listrik dihasilkan dari turbin gas GE.

Seiring dengan rencana Indonesia memajukan sektor kelistrikan, terobosan-terobosan industri baru merupakan kunci kesuksesan untuk mewujudkannya. Meskipun kecil perubahan-perubahan yang dapat kita saksikan pada saat ini, lambat laun akan memberikan perspektif yang berbeda bagi negara dan membuka jalan bagi pertumbuhan yang lebih besar serta perubahan-perubahan inovatif di masa depan.