Brilio.net - Orang-orang yang sukses secara materi, bisa bunuh diri. Mereka yang hidupnya terlihat penuh dengan canda, bisa bunuh diri. Sosok dengan popularitas tinggi, juga bisa mengakhiri hidup di tangan sendiri. Singkatnya, bunuh diri bisa menimpa orang dari berbagai latar belakang ekonomi dan status sosial.

Tapi, ketika bunuh diri dilakukan kalangan pesohor, seperti selebriti, tentu ini akan mencuri perhatian tersendiri. Sebagaimana yang terjadi beberapa hari terakhir ini, di mana lini masa heboh dengan kabar kematian vokalis Linkin Park, Chester Bennington. Segala hal tentang sang vokalis menjadi tiba-tiba ramai dicari dan dibicarakan. Tidak cuma di kalangan musisi dan artis, tapi merembet ke masyarakat luas. Semua ini terjadi karena Chester meninggal lantaran gantung diri.

Chester hanyalah kasus terbaru dari deretan selebriti dunia yang kisah hidupnya berakhir tragis lantaran bunuh diri. Kasus bunuh ini telah merambah dunia hiburan dari berbagai negara. Korea pernah menyita perhatian dunia karena angka kasus bunuh diri artinya sangat tinggi.

bunuh diri Istimewa

Robbin Williams/foto: salon

Begitu juga dengan Hollywood, di mana banyak musisi besar memilih mengakhiri hidup di tangannya sendiri. Puluhan artis mengakhiri hidup di tangan mereka sendiri. Di antara mereka adalah nama-nama besar dengan penggemar di berbagai negara, seperti Chester Bennington, Robin Williams, Marilyn Monroe, Alexander McQueen, Mindy McCready, dan Chris Cornell.

Dunia hiburan Bollywood juga menghadapi masalah serupa. Begitu banyak orang bersedih karena kehilangan idola mereka.

Wajar jika kemudian banyak orang bertanya-tanya kenapa mereka bisa melakukan tindakan itu. "Mereka punya uang, kekuatan, pengaruh yang besar, mereka punya segala yang orang lain inginkan. Tapi mengapa mereka bunuh diri?"

bunuh diri Istimewa

Sebuah ulasan yang dilakukan Lenape Valley Foundation, sebuah yayasan yang bergerak pada isu-isu kesehatan mental di AS, menyebutkan bunuh diri, tidak peduli dia orang biasa atau publik figur, tetaplah sebuah masalah serius. Banyak ahli kepribadian menyatakan tidak ada jawaban yang jelas atas pertanyaan kenapa orang melakukan bunuh diri. Tapi, hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang tanpa keterampilan, pengidap gangguan kejiwaan, pecandu alkohol, lebih rentan melakukan bunuh diri. Alasan lainnya yang lebih tidak masuk akal adalah bunuh diri karena sikap impulsif atas suatu kejadian, misalnya patah hati, dan kehilangan pekerjaan. Orang-orang seperti ini menunjukkan gejala ketakutan akan 'hidupnya' diambil oleh orang lain.

Di Korea, sebuah penelitian yang dilakukan Lee Joo Yeon, psikologi konseling di Sekolah Pascasarjana Universitas Wanita Sookmyung seperti dikutip dari mwave.interest.me, mengungkapkan dari sampel 181 selebriti pria dan wanita, selebriti memang memiliki stres spesifik pekerjaan yang berasal dari popularitas dan paparan media. Namun variabel ini tidak secara langsung memengaruhi pemikiran mereka tentang bunuh diri. Studi tersebut menyimpulkan bahwa selebriti bunuh diri berawal dari kurangnya dukungan dan komunikasi yang berasal dari hubungan dengan orang lain, sama seperti orang biasa. Ini juga menyatakan bahwa agama membantu mencegah bunuh diri.

Studi ini juga menyatakan bahwa makin pesatnya bisnis industri hiburan Korea, membuat persaingan antara selebriti lebih parah, sehingga menambah tekanan terhadap mereka. Karenanya, solusi realistis yang dikemukakan dalam studi itu adalah adanya sistem mentor dengan selebriti senior membantu orang lain mengatasi masalah mereka, konseling, dan psikoterapi.

Bunuh diri 'menular'
Lee Joo Yeon mengatakan tentang studinya, bunuh diri di kalangan selebriti bergerak melampaui tingkat pribadi, karena menghasilkan efek sosial yang hebat, di mana menyebabkan kasus bunuh diri peniru. "Saya percaya bahwa kami memerlukan solusi dan intervensi sosial yang sistematis, bersamaan dengan studi akademis, tentang kasus bunuh diri selebriti."

Bunuh diri sering membuat orang yang selamat dalam keadaan terguncang dan menderita. Diskusi dan perdebatan pun terjadi secara luas untuk mencari penyebab kejadian ini. Namun, cenderung realitanya kasus demi kasus terus berulang. Lebih mengerikannya lagi, bunuh diri di kalangan seleb bisa menimbulkan Werther effect, istilah yang digunakan untuk menunjukkan lonjakan bunuh diri yang tiba-tiba setelah adanya selebriti bunuh diri. Inilah yang Dr J Raymond DePaulo sebut sebagai "efek menular".

bunuh diri Istimewa

U Nee atau Lee Hye-Ryeon/foto: istimewa

Di Korea, dikutip dari yourdost, efek bunuh diri artis sungguh mengerikan, di mana kasus ini memicu bunuh diri yang luas di Korea. Bahkan, Korea termasuk salah satu negara dengan angka bunuh diri terbesar. Terjadi 21,5 kasus bunuh diri dari setiap 100.000 orang di Korea.

"Orang Korea cenderung membentuk rasa identitas mereka melalui bagaimana mereka dirasakan oleh orang lain dan mungkin menyerah dan membuat pilihan drastis saat mereka tidak dapat lagi menunjukkan sisi terbaiknya kepada orang lain," kata Hwang Sang-min, seorang psikolog di Universitas Yonsei. "Dan kecenderungan itu lebih kuat di antara selebriti, yang mata pencahariannya bergantung pada popularitas mereka."

bunuh diri Istimewa

Kurt Cobain/foto: publicfigure.me

Di Amerika Serikat, kasus bunuh diri vokalis Nirvana, Kurt Cobain ditengarai ikut andil dalam terjadinya lonjakan angka bunuh diri di Negeri Paman Sam. Data yang dirilis Lenape Valley Foundation menyebutkan, setelah sempat rendah, kasus bunuh diri kembali naik sejak 2006 dan selalu meningkat angkanya setiap tahun. Pada 2011 dalam setiap 13,3 menit, ada satu orang yang bunuh diri di AS. Rasio ini terus memburuk hingga menjadi satu kasus tiap 12,3 menit.

bunuh diri Istimewa

Pratyusha Banerjee/foto: istimewa

Kasus bunuh diri juga menjadi masalah di India. Setiap tahunnya, ada sekitar 800 ribu warga India yang bunuh diri. Rasio kasus bunuh diri terus memburuk, dari 7,9 kasus per 100 ribu warga pada 1987 menjadi 10,3 kasus pada 2007. Menurut data WHO, rasio bunuh diri di India kini adalah 16,4 kasus tiap 100 ribu wanita dan 25,8 kasus tiap 100 ribu laki-laki.

Menurut sebuah studi yang dilakukan di Hong Kong, bunuh diri selebriti meningkatkan risiko ide bunuh diri dalam jangka pendek maupun panjang. Data WHO menyebutkan, lebih dari 800.000 orang melakukan bunuh diri setiap tahun, dan masih banyak lagi usaha untuk menjalani hidup mereka sendiri. Bunuh diri adalah fenomena global yang memengaruhi individu dari semua lapisan masyarakat, terlepas dari negara, agama, kasta, etnisitas, kepercayaan atau gender.