Brilio.net - Indonesia nggak pernah kehabisan tokoh-tokoh inspiratif yang bisa dijadikan panutan. Di berbagai bidang mulai dari urusan politik, sosial, budaya, bisnis, sains, dan lainnya selalu hadir sosok-sosok brilian lewat karya dan kerja nyata.

Sayangnya, banyak tokoh yang dianggap berpengaruh terhadap sebuah perubahan, namun kurang mendapat penghargaan yang layak. Hal inilah yang membuat Kelompok Usaha Bakrie lewat Yayasan Achmad Bakrie konsisten menggelar acara Penghargaan Achmad Bakrie (PAB).

Sejak diluncurkan pertama kali 14 Agustus 2003 silam, PAB menjadi ajang tahunan “bergengsi” yang kontinyu digelar dalam rangka menyambut hari kemerdekaan RI. Nah tahun ini sekaligus sebagai rangkaian memeringati 76 tahun Kelompok Usaha Bakrie, Yayasan Achmad Bakrie bekerjasama dengan Freedom Institute & Viva Group kembali mempersembahkan tradisi penyerahan Penghargaan Achmad Bakrie XVI/2018 Untuk Negeri.

Penghargaan Achmad Bakrie merupakan perwujudan Falsafah Dasar Bakrie Untuk Negeri serta Nilai-Nilai Dasar Trimatra Bakrie yakni Keindonesian, Kemanfaataan, dan Kebersamaan. Falsafah Dasar Bakrie Untuk Negeri adalah inti sari amanah Mendiang H Achmad Bakrie yaitu “Setiap rupiah yang dihasilkan Bakrie harus bermanfaat bagi orang banyak”.

“Esensinya diambil tiga kata kunci ‘Bakrie’, ‘bermanfaat’, dan ‘orang banyak’, menjadi Bakrie Untuk Negeri”, ujar Ketua Umum Penyelenggara PAB Ardiansyah Bakrie dalam acara jumpa pers di Jakarta baru-baru ini.

Dijelaskan Ardi, Trimatra Bakrie ini melambangkan tiga pilar kehidupan manusia yaitu kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosional. Nilai dasar tersebut hingga kini tetap terjaga serta diimplentasikan generasi penerusnya dalam Bakrie Group.

“Dalam penjurian kita bekerja keras memilih tokoh-tokoh yang kita anggap layak untuk mendapatkan penghargaan ini. Prosesnya cukup ketat untuk memilih penerima penghargaan. Yang menentukan pemenangnya tetap kami, tapi melalui pertimbangan para ahli,” jelas Ketua Dewan Juri PAB XVI Rizal Mallarangeng yang juga ilmuan Freedom Institute.

Penghargaan ini dianugerahkan kepada para tokoh inspirasional yang telah berjasa bagi kehidupan bangsa Indonesia. Tokoh-tokoh yang dipilih untuk adalah insan-insan terbaik dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, serta mereka yang telah membaktikan hidupnya di bidang kemanusiaan.

Penghargaan Achmad Bakrie yang sudah dilaksanakan selama 16 tahun ini, telah diberikan ke pada 72 penerima yang terdiri atas 69 individu dan 3 institusi.

Nah tahun ini ada tiga tokoh dan satu institusi yang menerima penghargaan. Siapa saja mereka ya? Berikut empat penerima PAB ke-16.

1. Salim H Said (Pemikiran Sosial)

PAB 2018 © 2018 brilio.net

Sosok yang satu ini adalah satu diantara sedikit ilmuan politik yang menaruh perhatian pada peran militer dalam politik Indonesia. Ia juga  mengisi ruang kosong pengetahuan publik mengenai alam pikiran tentara yang melandasi gerakan politik TNI, yang dituangkan lewat karya dan pemikirannya. Minat akademiknya pun tidak hanya dalam bidang politik militer, secara serius ia juga melakukan pengamatan dan berkarya untuk kesenian, khususnya film dan sastra.

“Terima kasih atas penghargaan ini. Mudah-mudahan penghargaan ini bukan hanya menginspirasi anak-anak muda. Tapi juga orang-orang kaya di negeri ini untuk memberikan penghargaan serupa. Bentuknya nggak perlu life achievement seperti ini, mereka bisa menyokong penelitian untuk ilmuan.”

2. Ayu Utami (Kesusastraan)

PAB 2018 © 2018 brilio.net

Ayu memperluas batas cakrawala sastra Indonesia melalui bentuk penulisan maupun keterbukaan isinya, baik sosial, politik, maupun seksualitas. Ia berhasil mengembangkan bentuk novel berkarakter polifonik seperti dalam karyanya, Saman dan Larung. Sedangkan dalam Bilangan Fu, ia menyuarakan spiritualitas kritis.

“Penghargaan ini (PAB) terus dilakukan sejak 2003 dan tidak pernah berhenti. Ini adalah sebuah prestasi dan ikhtiar yang luar biasa kepada Indonesia yang sangat kekurangan penghargaan kepada pemikiran dan tradisi intelektual.”

3. Ferry Iskandar (Sains)

PAB 2018 © 2018 brilio.net

Torehan prestasi di bidang sains pengembangan advance materials yang antara lain mengantarkan anak mua satu ini pada penemuan material berpendar BCNO (Boron Carbon Oksinitrida, 2008). Belasan paten yang diperolehnya di luar negeri, tak membuat dosen Fisika Material Elektronik, Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung ini silau pada pendaran materi duniawi.

Peneliti nano teknologi yang dengan prestasi unggul menyelesaikan S1, S2 dan S3 di luar negeri ini, pada akhirnya berbulat-tekad kembali ke tanah air untuk mendedikasikan penelitian dan membagikan ilmunya bagi saudara sebangsanya, antara lain di bidang nanokatalis, material baterai, dan material luminescent carbon dots untuk aplikasi bio-imaging.

“Terima kasih atas penghargaan ini. Ini memberikan motivasi. Saya berharap penghargaan ini juga bisa memberikan motivasi kepada generasi muda. Saya berharap Indonesia ke depan memiliki peneliti yang unggul dan inovatif agar bisa bersaing dengan bangsa lain.”

4. Bukalapak (Teknologi dan Kewirausahaan)

PAB 2018 © 2018 brilio.net Fajrin Rasyid (Brilio.net/Yani Andryansjah)

Siapa sih yang nggak kenal marketplace Bukalapak? Lembaga ini secara konsisten terus memperluas literasi digital dalam upaya turut membangun usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Berhasil menciptakan trust building di antara puluhan juta konsumen dengan sekitar tiga juta pelapak, menghasilkan lebih dari setengah juta transaksi per hari. Ini adalah wujud pemberdayaan ekonomi yang nyata, melalui kewirausahaan berbasis teknologi.

“Terima kasih atas penghargaan ini. Saya mewakili institusi (Bukalapak). Penghargaan ini bukan untuk saya pribadi. Ini untuk seluruh karyawan Bukalapak. Utamanya penghargaaan ini juga untuk hampir 4 juta pelapak,” ujar CFO Bukalapak, Fajrin Rasyid.