Brilio.net - Beberapa hari belakangan, publik di dunia digemparkan dengan adanya serangan siber yang menyasar sistem keamanan. Banyak perusahaan dan instansi seperti rumah sakit terinfeksi serangan siber tersebut. Dikutip dari laman Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Senin (15/5), serangan siber tersebut tergolong dalam teroris siber dengan sifat serangan tersebar dan masif serta menyerang critical resource (sumber daya yang penting).

Atas maraknya serangan siber virus Ransomeware WannaCry yang menyerang ratusan negara itu, kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) Djoko Setiadi mengajak masyarakat untuk menggunakan sistem buatan Indonesia. Indonesia sudah memproduksi server yang dipastikan lebih aman daripada server produksi luar.

"Saya imbau kepada seluruh masyarakat, seyogyanya menggunakan sistem buatan putra putri bangsa. Kita sudah punya sistem yang mengakomodir keamanan untuk instansi pemerintah, saya yakin menggunakan sistem kita itu adalah yang paling aman, yang paling ampuh," kata Djoko saat konferensi pers pada acara Forum Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) di Yogyakarta.

Djoko mengklaim server buatan dalam negeri itu sangat aman dan terjamin kerahasiaannya. Sejak Lemsaneg berdiri, tanggal 4 April 1946, belum pernah terjadi kebocoran di Lemsaneg. Lebih lanjut, jika menggunakan server milik luar otomatis informasi dikirim ke luar dulu baru bisa diterima di Indonesia, maka dari itu rentan peretasan.

Server yang dimaksud, kata Djoko sudah menjalin kerja sama dengan Akademi Kepolisian (Akpol), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), serta Direktorat Jenderal Pajak. Penerimaan Akpol pun menggunakan sistem server dalam negeri, sehingga dikerjakan dengan transparan. Bahkan pelaksaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) juga menggunakan server dari Lemsaneg.

Sementara itu, terkait antisipasi serangan siber Ransomware WannaCry ini, Kepala Balai Sertifikasi Elektronik Lemsaneg Anton Setiawan mengatakan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sudah bertindak untuk mengatasi serangan. Langkah-langkah tersebut sebenarnya sudah ada di buku panduan yang diterbitkan Kemenkominfo untuk menjaga keamanan data-data instansi pemerintah.

"Pemerintah sudah mengambil langkah dengan mengumpulkan pemangku kepentingan untuk duduk bersama mengatasi serangan siber Malware ini. Langkah konkretnya sudah dirilis," terang Anton.

Langkah-langkah untuk mencegah serangan siber Ransomware WannaCry dan untuk mengamankan data-data pemerintah bisa diakses di laman resmi Lemsaneg dan Kemenkominfo. Menurut Djoko ada dua hal yang perlu dilakukan untuk pengamanan, yaitu melakukan pemblokiran pada port 139/445 & 3389 serta mencadangkan data secara rutin dengan membuat penyimpanan offline terpisah.