Brilio.net - Menyusul insiden mati listrik di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya pada Minggu (4/8) lalu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas pasokan listrik di Indonesia langsung berusaha mencari penyebabnya.

PT PLN menggandeng Bareskrim Polri untuk menginvestigasi mati listrik massal tersebut. Dilansir brilio.net dari liputan6.com, Selasa (6/8), ada kemungkinan unsur pidana dalam peristiwa mati listrik tersebut.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan ada unsur kesengajaan pada pemadaman listrik yang merugikan banyak orang iti. Kepolisian berkaca pada kasus yang sama pada 2012 silam.

"Ada kejadian unsur kesengajaan di situ (pada 2012). Ada orang lain. Ada tindak pidana. Karena kita punya case tahun 2012 sama kejadian seperti ini juga kita blackout, ada kejadian yang kita ungkap," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 5 Agustus 2019.

Namun, dugaan tersebut tampaknya terpatahkan setelah kepolisian turun ke lapangan. Hasil investigasi mengungkap bahwa padamnya listrik diduga dipicu oleh pohon yang ada di sekitar jaringan. Belum jelas pohon apa yang menjadi diperkarakan.

Namun, pohon sengon disebut-sebut sebagai si biang kerok itu. pohon tersebut memiliki ketinggian melebihi batas ruang bebas atau right of way (ROW) dengan jaringan listrik, yakni 8,5 meter.

mati listrik © 2019 brilio.net foto: Dok. PLN via liputan6.com

"Kerusakan diduga sementara adanya pohon yang ketinggiannya melebihi batas ROW sehingga mengakibatkan flash atau lompatan listrik," ucap Dedi.

Tim dari Polda Jawa Tengah telah mengecek ke tempat kejadian di tower transmisi, Desa Malom, Gunung Pati, Kabupaten Semarang. Sementara, polisi tidak menemukan unsur sabotase dalam peristiwa mati listrik massal itu.

"Diduga faktor alam dan teknis, tidak diketemukan human error atau unsur sabotase," katanya.

Meski demikian, hasil investigasi itu masih bersifat sementara. Pihaknya masih menunggu hasil investigasi resmi yang dilakukan penyidik Bareskrim Polri dengan PT PLN Persero terkait insiden mati lampu.

"Hasilnya menunggu investigasi tim pusat (gabungan Bareskrim dan PLN) melakukan pengecekan di lapangan. (Tim) sudah melakukan wawancara terhadap empat petugas PLN di lapangan yang mengawasi dan mengendalikan jaringan tersebut," ujar Dedi.

Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT PLN Persero Sripeni Inten Cahyani mengakui, pihaknya lamban menangani pemadamam listrik di hampir seluruh Pulau Jawa. Hal ini disampaikan Inten di hadapan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Kantor PLN Pusat, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).

"Kami mohon maaf Pak, prosesnya lambat, kami akui prosesnya (pemulihan listrik) lambat," ucap Inten.

 

Inten menyebut, sistem kelistrikan di Jawa-Bali terdapat dua sistem, yaitu sistem utara dan selatan. Menurut dia, yang bermasalah adalah listrik jaringan utara.

"Jadi pada di utara, Ungaran, Pemalang pertama terjadi gangguan pada pukul 11.48 WIB, kemudian sirkuit, jadi terjadi gangguan, dua line terjadi gangguan," katanya.