Brilio.net - Kepergian Randi, seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo yang meninggal dunia saat demosntrasi di Kendari, Sulawesi Tenggara, masih menyisahkan banyak kesedihan. Randi tewas usai tertembak peluru yang mengenai ketiak kiri bagian bawah.

Dilansir dari liputan6.com, pria 21 ini tertembak di depan kampus AMIK Catur Sakti Kota Kendari, Kamis (26/9). Jenazah Randi kemudian di autopsi di RSUD Kota Kendari, Jumat (27/9) dini hari.

Dari hasil autopsi, Dokter Raja Alfath Widya Iswara menyampaikan luka akibat peluru menembus masuk dari dada samping kiri dan keluar pada dada depan bagian kanan.

"Tembus, jalurnya panjang dan kedalamannya tak bisa kami ukur," ujar Raja Alfath seperti dikutip dari liputan6.com, Jumat (27/9).

Dia menjelaskan, ada organ dalam yang ikut rusak terkena terjangan peluru. Luka ini, mulai dari bagian paru-paru kanan hingga ke paru-paru kiri.

"Mengenai sedikit pembuluh darah, ada namanya media stinum, terletak di tengah paru-paru kanan dan paru-paru kiri," jelas Raja.

Jika melihat dari kaliber peluru, Raja Alfath menjelaskan mahasiswa tewas terkena peluru tajam. Namun, proyektil peluru tidak ditemukan saat berusaha dicari.

"Lebar luka pada dada kiri yakni 0,9 sentimeter, sementara lebar lubang dada kanan sekitar 2,1 sentimeter," tambahnya.

Mahasiswa tewas usai demonstrasi di Kota Kendari, tiba di kampung halamannya Jumat (27/9) sekitar pukul 06.00 Wita. Korban disambut dengan isak tangis keluarga yang menjemput mobil ambulans di Desa Larinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna.

Korban diduga ditembak dari jarak jauh saat kejadian. Proyektil peluru yang menembus tubuh korban tak didapatkan saat berusaha dikeluarkan.

Tim dokter yang menangani operasi korban di RS Abunawas Kendari, mengatakan korban diduga ditembak dari jarak jauh. Sebelum meninggal, korban mengalami pendarahan hebat di dalam paru-paru.

"Dari hasil autopsi, mahasiswa tewas mengalami luka pada pembungkus jantung. Selain itu, luka terlalu dalam sehingga belum bisa dihitung jaraknya," ujar tim dokter Abunawas Kendari dalam rilisnya, Jumat (27/9).

Diketahui, La Randi sesaat sebelum tertembak, bersama ratusan rekannya yang lain berusaha menduduki kantor DPRD Sulawesi Tenggara. Polisi kemudian mengeluarkan sejumlah tembakan peluru tajam dan gas air mata dari Kantor Bulog.

La Randi dan rekan-rekannya, sebelum tertembak berada di depan Kampus AMIK Catur Sakti Kendari. Saat itu, polisi yang mengejar La Randi dan kawan-kawan.

Setelah tertembak, La Randi dievakuasi rekan-rekannya dengan menggunakan mobil pikap bak terbuka menuju rumah sakit Dr Ismoyo Korem 143 Halu Oleo. Setelah tiba di rumah sakit, La Randi sudah dalam kondisi tewas menurut keterangan Danrem 143 Halu Oleo, Kolonel Yustinus Nono.