Brilio.net - Garuda Indonesia menambah rute penerbangan Jogja-Jakarta mulai Desember 2020 menjadi tujuh kali. Penambahan rute ini untuk persiapan liburan Natal dan Tahun Baru 2020.

Commercial Expert PT Garuda Indonesia Branch Office Yogyakarta, Endy Latief menjelaskan sebelumnya penerbangan Jogja-Jakarta sebanyak enam kali. “Untuk Desember ini ada penambahan frekuensi, yakni 7 kali penerbangan, “ ujar Endy di kantor brilio.net, Minggu (6/12).

Selain Jogja-Jakarta, Garuda juga menambah frekuensi penerbangan rute Jogja-Palembang, Jogja-Medan via Palembang, Jogja-Banjarmasin, Jogja-Balikpapapan via Banjarmasin Jogja-Bali menjadi 2 kali. Selain itu juga membuka rute Jogja-Lombok.

“Untuk rute Jogja-Lombok kalau feasibility studies belum selesai ya mungkin bukanya tahun depan,“ kata Endy.

Endy menyebutkan bahwa pada awal masa pandemi, tingkat keterisian penumpang sempat menurun drastis. Rata-rata load factor pesawat Garuda adalah sekitar 10 persen pada awal pandemi. Namun load factor naik pada bulan Juni naik jadi 50 persen.

“Seiring waktu naik load factor-nya. Pada bulan Juni sekitar 50 persen, bulan Agustus 60 persen dan bulan Desember ini sudah mencapai 70 persen, “ jelas Endy.

Selama masa pandemi, pihaknya melakukan beberapa strategi agar tingkat keterisiannya bertambah. Salah satu cara yang dilakukan Garuda Indonesia adalah menggaet influencer untuk mengampanyekan pariwisata aman.

“Kita tahu bahwa pariwisata mengalami penurunan. Kita harus melakukan beberapa cara agar pariwisata pulih. Meski demikian masalah kesehatan tetap kita utamakan, “ ujar Endy.

Endy Latief mengatakan tujuan menggaet influencer ini pada intinya adalah untuk mendorong para masyarakat luas untuk traveling. Para influencer ini nantinya bakal menunjukkan tentang pariwsata aman.

 “Influencer itu yang memiliki follower banyak. Kita sudah empat kali mengundang influencer, salah satunya yang saya ingat adalah Daniel Mananta dan juga beberapa Duta Wisata, “ kata Endy.

Garuda Indonesia juga melakukan beberapa strategi untuk kampanye penerbangan aman. Salah satunya adalag penggunaan teknologi HEPA (High Efiiciency Particle Filter).

“Ini adalah teknologi  sebuah penyaring udara yang terpasang di dalam pesawat untuk mengatur sirkulasi udara. Penyaring udara ini diyakini efektif membunuh bakteri dan virus, “ ujar Endy. 

Strategi yang lain adalah dengan menerapkan protokol kesehatan sejak masuk dari bandara hingga saat penerbangan. Saat penerbangan pun dilakukan social distancing. Makanya satu pesawat tidak akan bisa terisi penuh sebagai pemenuhan protokol kesehatan.

“Sebagai contoh penerbangan Jogja-Jakarta, dari 162 seat yang ada maka saat penerapan protokol kesehatan diiisi 100 penumpang, “ sebut Endy.