Brilio.net - Beberapa waktu lalu, publik digegerkan dengan ceramah Ustaz Syam tentang adanya pesta seks di surga kelak. Ceramah yang awalnya tayang di televisi itu mendadak viral setelah potongan ceramah itu dishare ke media sosial.

Ustadz Syam mulai dikenal publik setelah menjadi penceramah di acara Islam Itu Indah yang tayang di Trans TV. Selain Ustaz Syam, acara yang tayang pukul 05.00 WIB itu juga dibawakan oleh Ustad Maulana dan Oki Setiana Dewi. Atas ceramahnya itu Ustaz Syam kemudian memohon maaf. Meski demikian, polemik soal itu masih terus hangat hingga saat ini.

Di Tanah Air, acara di televisi yang menghadirkan tausyiah dari para ustaz memang banyak. Hampir semua stasiun televisi memiliki acara-acara serupa. Sebut saja acara "Assalamualaikum Ustadz" yang tayang pukul 04.00 di RCTI. Program ini dikemas dengan gaya ringan dan sesekali diselingi candaan Kiwil atau Ramzi sebagai host. Dalam acara itu menampilkan narasumber Ustad Hidayat Nurwahid, Ahmad Al Habsyi dan Ustdazah Munifah. Tema-tema yang diangkat adalah permasalahan sehari-hari umat dengan gaya ngepop.

Selain itu juga acara "Indahnya Kebersamaan" yang tayang di SCTV pukul 004.00 WIB. Siraman rohani ini dibawakan oleh Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA. Stasiun televisi Indosiar juga punya acara yang punya banyak penggemar, yakni "Live Mamah dan AA Beraksi" yang tayang pukul 06.00 WIB. Mamah Dedeh dalam acara tersebut ditemani seorang komedian Abdel Achrian.

 

v © 2017 brilio.net
foto: Ustaz Syam/@ust.syamsudin nur syam’s


Acara-acara ceramah agama di televisi kemudian memunculkan term baru: ustaz selebriti. Disebut sebagai ustaz seleb karena mereka sudah seperti artis. Meski tidak semuanya, beberapa dari penceramah tersebut kemudian malah sering nongol di acara infotainment atau gosip artis.

Istilah ustaz seleb sendiri tidak ada makna baku. Padanan istilah yang tepat untuk ustaz seleb adalah "tele-dai" yang dipakai oleh B. Hoestery untuk menyebut tren dai yang berceramah di televisi. Ustaz-ustaz tersebut "bekerja" seperti seorang artis yang membutuhkan tim kreatif, marketing, dan lain sebagainya.

Di Indonesia, banyak ustaz yang terkenal setelah berceramah di televisi. Sebut saja nama-nama seperti Ustaz Solmed, Ustaz Uje (alm), Ustaz Guntur Romli, Ustaz Felix Siauw. Tidak semua ustaz seleb memang selalu menuai kontroversi. Selain Ustaz Syam yang ceramah tentang pesta seks di surga, Ustaz Solmed juga pernah tersandung perselisihan. Ustaz muda ini pernah terlibat perselisihan dengan salah satu event organizer (EO) Hongkong yang mengundangnya.

Perselisihan itu terjadi tahun 2013 silam. Waktu itu ustaz Solmed dijadwalkan berdakwah di Lapangan Victoria. Dalam proses, sang ustaz sepakat tarif ceramah Rp 6 juta dan tiket Jakarta-Hongkong PP untuk kelas ekonomi, penginapan dan konsumsi, serta tambahan dana transportasi lokal.

Namun melalui manajernya, Rijal, Ustaz Solmed minta tambahan honor menjadi Rp 10 juta, serta tiket pesawat Jakarta-Hongkong PP untuk dua orang dan satu kamar di hotel berbintang. Perselisihan pun ramai di media. Ustaz Solmed kemudian meminta maaf atas kasus tersebut.

"Atas nama Allah. Hari ini saya mengucapkan meminta maaf atas segala persoalan yang terjadi. Yang mungkin saya ketahui dan yang tidak saya ketahui," kata ustaz Solmed.

Honor untuk ustaz seleb ini memang menjadi perdebatan. Banyak pihak yang mengkritik fenomena ustaz pasang tarif. Karena hal itu sudah keluar dari substansi ceramah agama yakni memberi ilmu kepada masyarakat.

 

v © 2017 brilio.net
foto: Ustaz Sholmed/merdeka.com

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat, KH Muhammad Cholil Nafis menanggapi hal itu dengan menyebut bahwa terminologi ustaz dan ustadzah di Indonesia telah berubah.

"Jadi kalau di Timur Tengah yang disebut dengan ustaz itu kalau mereka sudah profesor atau doktor. Kalau di pesantren di sebut ustaz itu kalau sudah lulus nyantrinya, lalu jadi guru karena kualifikasinya oleh pesantren itu lalu diangkat menjadi ustaz," kata Cholil sebagaimana dikutip brilio.net dari laman Merdeka.

Hal ini juga tak lepas dari kehidupan para ustaz seleb yang memang sangat glamor. Gaya hidupnya tak beda jauh dengan artis sinetron, yakni mengendarai mobil mewah, motor gede, dan jalan-jalan.

Fenomena ustaz yang tampil di televisi sebenarnya bukanlah hal yang aneh. Era kebebasan pasca Orde Baru tumbang menjadi pembuka kebebasan orang berpendapat. Stasiun televisi mulai bermunculan, dan acara-acara ceramah agama banyak tayang di televisi.

 

v © 2017 brilio.net
foto: KH Muhammad Cholil Nafis/NU Online


KH Muhammad Cholil Nafis, pengurus MUI yang juga seorang dai, menuturkan adanya ruang ceramah di media televisi ada plus dan minusnya. Keuntungan dari adanya ceramah di televisi, masyarakat bisa langsung dengan cepat belajar agama Islam. Karena televisi memudahkan orang banyak untuk mengaksesnya. Apalagi membeli frekuensi sendiri membutuhkan biaya yang tak kecil.

Namun, pada sisi lain ada tantangan ceramah di televisi. Yakni penceramah harus benar-benar berilmu agama yang kuat. Ustaz harus menjelaskan setiap fenomena dari berbagai sudut pandang keilmuan.

"Jika menyampaikan masalah-masalah furuiyyah harus cover both side (seimbang) sebagaimana wartawan. Jadi dia harus menerangkan dalil A dan B nya. Misalnya tentang doa qunut saat Salat Subuh, ia harus menjelaskan dalil yang memakai qunut seperti ini. Sementara yang tidak qunut seperti itu. Silahkan dipilih tetapi tidak boleh mencaci yang lain," katanya sebagaimana dikutip brilio.net dari laman NU Online.

Ustaz Nafis sendiri tidak pernah memasang tarif. Apalagi jika pihak yang mengundang adalah pengurus masjid atau musholla yang memang membutuhkan tausyiah untuk jamaahnya.

Fenomena ustaz seleb ini sendiri di masa mendatang kemungkinan akan makin banyak. Apalagi saat ini sudah ada media sosial yang makin memudahkan siapa saja untuk menyebarkan "dakwah". Sebutan ustaz atau ustazah makin mudah disematkan kepada setiap orang. Sehingga masyarakat perlu makin dewasa dalam menyikapi setiap ceramah agama.