Brilio.net - Kasus pembunuhan suami yang dilakukan oleh istrinya sendiri kembali terjadi. Kali ini berlokasi di Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak, Riau. Alasan pelaku membunuh orang terdekat itu bukanlah karena uang, namun karena cek-cok suami istri. Pelaku Sinde Silitonga (SS) mengaku sering dimarahi oleh suaminya, Marison Simaremare semasa hidup.

Sampai saat ini SS masih diperiksa Satuan Reserse Kriminal Polres Siak. Uniknya, dalam melancarkan aksi kejinya ini, SS tak membutuhkan uang terlalu banyak. SS hanya membayar Rp 100 ribu kepada dua pembunuh bayaran, RM dan LH. Kedua tersangka tersebut sudah ditangkap dalam waktu berbeda.

Menurut Kasat Reskrim Polres Siak Ajun Komisaris Faizal Ramdani, SS ditangkap berdasarkan pengakuan dua tersangka lainnya. Dia pun lalu dijemput petugas usai menghadiri pemakaman suaminya, MS, yang dibunuhnya.

 

istri habisi suami jasa Liputan6.com/Dok Polres Siak/M Syukur

 

Liputan6.com/Dok Polres Siak/M Syukur



"Tersangka ini sempat menghadiri pemakaman suaminya, awalnya tidak ada yang curiga kalau dia terlibat," ucap Faizal, dilansir brilio.net dari Liputan6.com pada Rabu (4/9).

Tersangka SS sempat membantah terlibat dalam kasus ini. Dia bahkan menyebut sangat sedih telah kehilangan orang yang selama ini telah menemani hidupnya. Namun, SS tak dapat berkilah lagi ketika dua tersangka lainnya dihadirkan ke depannya. Dia pun mengaku telah menyuruh kedua pria yang dikenalnya tadi untuk memberi pelajaran kepada suaminya.

"Pelaku menyebut korban sering berbuat kasar, keduanya juga selalu bertengkar," kata Faizal.

Awalnya, kedua pembunuh bayaran itu juga mengaku tak menerima imbalan dari tersangka SS. Keduanya menyebut melakukan itu karena kasihan melihat tersangka SS sering dimarahi suaminya.

Kedua pembunuh bayaran itu tak bisa berkutik ketika tersangka SS menyebut memberikan uang Rp 100 ribu. Keduanya lalu menyebut uang itu dibagi dua setelah melaksanakan perintah SS.

 

istri habisi suami jasa Liputan6.com/Dok Polres Siak/M Syukur

 

Liputan6.com/Dok Polres Siak/M Syukur



"Awalnya untuk kasih pelajaran tapi terjadi penganiayaan berat sehingga korban meninggal dunia," terang Faizal.

Peristiwa nahas ini terjadi pada Sabtu dini hari, (31/8). Saat itu, korban bersama tersangka tidur di rumah jaga sarang burung walet milik warga bernama Kopyo. Diketahui pasangan itu bekerja sebagai penjaga sarang walet.

"Kedua pelaku masuk ke rumah itu dan langsung menuju kamar korban. Kedua pelaku langsung menghajar korban dalam kondisi gelap, karena mesin genset mereka rusak," jelas Faizal.

Saat kejadian, SS pergi ke tempat kamar anak-anaknya dan membawa mereka ke bawah pohon sawit yang tak jauh dari lokasi kejadian.

"Lalu dia kembali ke rumah dan menemukan suaminya berlumuran darah di dalam parit, ada luka bacok di kepala dan kaki korban," terang Faizal.

Korban langsung dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk mendapat perawatan. Setelah mendapat pertolongan medis, korban dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 07.00 WIB.

"Kejadian itu langsung dilaporkan ke kantor kepolisian setempat, petugas memeriksa saksi termasuk istri korban dan warga setempat," terang Faizal.

Kepada polisi, SS mengaku tidak melihat orang yang menganiaya suaminya karena kamar gelap akibat mati listrik. Tak lama setelah itu polisi meringkus salah satu pelaku, RM, saat berada di rumahnya, Kilometer 28 Simpang Obor, Kecamatan Pusako, Siak.

Keesokan harinya, Minggu dini hari (1/9), polisi menangkap LH di rumahnya di Km 25 Kampung Bari-bari, Kecamatan Pusako. Saat itu, pelaku sedang dalam pengaruh minuman keras. Pengakuan RM dan LH akhirnya menyeret SS sebagai dalang kasus pembunuhan tersebut.