Brilio.net - Jatuhnya pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT 610 di perairan Karawang pada Senin (29/10) lalu menjadi duka bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pesawat rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang tersebut hilang kontak setelah 13 menit lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Memasuki hari kelima, tim SAR gabungan pun terus melakukan evakuasi di perairan Karawang.

Tim SAR gabungan yang terdiri dari Badan SAR Nasional (Basarnas), Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Kementerian Perhubungan, TNI, Polri, dan kumpulan relawan lainnya tersebut mengerahkan segala usaha demi menemukan jasad 189 penumpang yang menjadi korban kecelakaan nahas tersebut.

Tak hanya difokuskan untuk melakukan pencarian terhadap korban, tim SAR gabungan juga berjuang untuk mencari badan pesawat dan black box pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 tersebut.

Perjuangan tim SAR perlahan namun pasti mulai menemui titik temu. Beberapa potongan jasad korban Lion Air sudah ditemukan. Sebanyak 65 kantung jenazah yang berhasil dikumpulkan sejak hari pertama kini sudah berada di Rumah Sakit Kramat Jati untuk proses identifikasi.

Tak hanya itu, beberapa barang pribadi milik korban seperti kartu identitas, tas, sepatu, seragam pramugari hingga black box Flight Data Recorder (FDR) yang berisi data penerbangan berhasil ditemukan tim SAR gabungan hingga hari keempat evakuasi pada Kamis (1/11) kemarin.

Keberhasilan tim SAR menemukan beberapa bagian yang berhubungan dengan korban dan pesawat tersebut tentu saja bukan perkara mudah. Tim SAR yang terdiri dari ratusan personel tersebut harus melewati berbagai rintangan yang sempat mempersulit perjuangan mereka.

Dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (2/11), berikut lima perjuangan tim SAR gabungan dalam proses evakuasi Lion Air nomor penerbangan JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat.  


1. Bekerja 24 jam nonstop.

perjuangan tim SAR  © 2018 brilio.net

foto: Twitter/@SAR_NASIONAL


Dua jam setelah mendapat laporan hilang kontaknya pesawat Lion Air JT 610 pada Senin (29/10) lalu, Kementerian Perhubungan dan Basarnas langsung menggelar konferensi pers dan memaparkan rincian evakuasi yang akan dilakukan.

Hilang kontaknya Lion Air JT 610 sempat menyulitkan tim SAR menemukan titik koordinat pesawat yang baru dua bulan beroperasi tersebut. Untuk memperlancar proses evakuasi, tim SAR dan KNKT tak pernah lelah bekerja 24 jam sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.


2. Terkendala arus deras di bawah laut.

perjuangan tim SAR  © 2018 brilio.net

foto: liputan6.com


Kendala demi kendala pun sempat ditemui tim SAR, terutama bagi tim penyelam. Hancurnya pesawat Lion Air JT 610 membuat para penyelam kesulitan untuk menemukan badan pesawat yang sudah menjadi puing-puing.

Kesulitan yang sama juga dihadapi saat penyelam mencari tubuh korban yang sudah berada di dasar laut bercampur dengan lumpur. Arus yang deras di dasar laut juga menjadi kendala bagi tim penyelam untuk menemukan keberadaan black box.

Arus tersebut bahkan sempat membuat penyelam TNI AL, Sertu Marinir Hendra Saputradan yang menemukan black box merasa putus asa. Namun karena tekad dan keyakinan yang mereka punya, Sertu Hendra pun akhirnya dapat menemukan keberadaan black box.

"Memang kami sempat putus asa karena pesawat menjadi bongkahan-bongkahan kecil, lalu kamu temukan dan kami mendapat black box warna oranye," ujar Sertu Hendra seperti dikutip dari liputan6.com.


3. Kesulitan mengangkat black box dari kedalaman 35 meter.

perjuangan tim SAR  © 2018 brilio.net

foto: liputan6.com


Meski sudah menemukan keberadaan black box, namun perjuangan membawa black box ke daratan juga bukan perkara mudah. Lagi-lagi arus kencang membuat tim penyelam sempat kesulitan mengangkat black box FDR tersebut dari kedalaman 35 meter yang sebagian tertutup oleh endapan lumpur.

"Kami sempat putus asa karena arus sangat kencang, tetapi kami yakin dengan tekad dan hati yang ikhlas serta mengikuti alat yang kami bawa. Kami kecilkan areanya, lalu pada tempat yang alatnya menimbulkan bunyi sensitif kami gali lumpur tersebut dan akhirnya bisa mendapatkan black box-nya," cerita Hendra seperti dikutip dari liputan6.com.


4. Kesulitan mengangkat puing pesawat sepanjang 1,5 meter.

perjuangan tim SAR  © 2018 brilio.net

foto: merdeka.com


Pencarian terhadap main body pesawat dan korban Lion Air terus dilakukan oleh tim SAR gabungan, tepatnya di 127 derajat 07-572 bujur timur. Hingga Kamis (1/11), tim SAR sudah menemukan bagian body pesawat sepanjang 1,5 meter.

Namun karena cukup berat, tim SAR mengakui kesulitan untuk mengangkat body tersebut. Untuk mengangkat bagian bodi pesawat itu, tim SAR akan menurunkan kapal besar milik Pertamina.


5. 100 Penyelam dikerahkan untuk evakuasi Lion Air di dasar laut.

perjuangan tim SAR  © 2018 brilio.net

foto: Twitter/@SAR_NASIONAL


Sejak Senin (29/10) sebanyak 100 penyelam dikerahkan untuk mencari badan pesawat dan korban yang disebar di lima titik pencarian. Selain 100 penyelam, tim SAR juga menggunakan 44 kapal milik Basarnas, TNI AL, Polri dan Kemenhub untuk pencarian di atas permukaan air.

Sedangkan untuk pencarian di dasar laut, tim SAR menggunakan beberapa kapal yang dilengkapi teknologi canggih seperti KRI Rigel yang mampu mendeteksi keberadaan puing pesawat, black box dan korban.